Buruknya Kualitas Beras Bantuan di Kabupaten Banyumas Dikeluh Warga

oleh -
img 20211228 184354

NASIONALNEWS.ID, BANYUMAS – Sejumlah Warga Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah keluhkan buruknya kualitas beras yang diterima ke pihak Pemerintah Desa Kalikidang.

Bantuan tersebut berupa beras, daging, buah jeruk, bawang putih, bawang merah dan kentang.

Dengan adanya laporan terkait buruknya bantuan tersebut Kepala Desa Kalikidang Prio Purwanto menindaklanjuti ke rumah Keluarga Penerima Manfaat.

“Saya sebagai kepala desa baru, ya baru pertama kali ini mendapatkan laporan mengenai keluhan bantuan ini, jadi saya perlu ketahui dahulu kebenaranya untuk saya lanjutkan ke pihak yang terkait menegenai bantuan ini, sementara saya tampung dulu keluhannya,” ungkap Prio

Prio Purwanto membenarkan keluhan warganya yang menyampaikan berasnya tidak layak konsumsi, kentangnya juga banyak yang busuk.

“Ya benar, saya cek berasnya terlihat warnanya gelap dan juga bau apek warga saya juga menunjukan kentangnya ada yang busuk,” ujarnya.

Sementara pendamping TKSK Kecamatan Sokaraja Titi saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan singkat WhatsApp menyampaikan, bila kualitas bantuan buruk pihaknya meminta PKM untuk mengembalikan.

“Karena sulitnya suplaier mendapatkan beras berkualitas, namun jika KPM komplain kembalikan saja ke pihak E-warung minta untuk diganti dengan beras yang lebih bagus,” jelas Titi.

Di tempat yang sama Watini pihak yang  mempunyai Kartu Keluarga Sejahtera  menyampaikan, nota barang yang berisi jumlah barang yang di terimanya serta tercantum harga,

“Beras 40 kg dengan harga Rp 9.450 per kilogram, Daging 2 kg harga 112.000/kg, Telur 1 kg Rp 31.000, bawang putih 8,8 ons Rp 25.000, Kentang 2kg Rp 15.000/kg, Jeruk 1 kg Rp 29.000, bawang merah 1 kg Rp 29.000 ,buah Apel 1kg Rp 33.000, Tempe 2 kg Rp 12.000/kg. jumlah total harga yang terdapat di dalam nota belanja Rp 800.000,” ungkap watini

Senada dengan watini , Kuswan 62 tahun juga mengeluhkan kualitas beras yang di terima.

“Bukanya saya tidak berterimakasih kepada pemerintah yang telah memberikan bantuan berupa pangan kepada kami warga miskin seperti saya, dengar-dengar di masyarakat bantuanya senilai Rp 200.000 tapi kok berasnya tidak layak banget dikonsumsi, bau apek dan warna juga gelap tolonglah pak kades di carikan solusinya,” keluh Kuswan.

Di tempat lain rupanya pemilik warung dan penyuplai beras tersebut sedang mendatangi dan menanyakan kepada Lastri saudara yang menerima KPM BPNT yang diduga mengupload di Face book sebagai bentuk keluhan kuwalitas beras bantuan yang diterima saudaranya yang hidup sendiri memintanya untuk di uangkan saja.

“Ya benar saya tawarkan penjual kupat berasnya, karena sudah saya coba masak berasnya jadi nasinya juga bau-bau apek kaya gitu masnya juga liat sendiri dikasih tunjuk malahan nasinya masih panas,” kata Lastri

“Kalau dimasak enak dan layak konsumsi, ya mana mungkin berasnya dijual mas, penjual kupatnya juga tidak mau membeli beras ini karena tidak layak,” katanya.

img 20211228 184409

Hendra Widi Nugroho 39 tahun di temui di rumahnya selaku pemilik UD. Rezeki Gumilang sekaligus suplaier Beras BPNT di dua tempat agen E-warung di Desa Kalikidang mengaku sulitnya mendapatkan beras selama dua minggu ini senada apa yang di sampaikan oleh Titi pendamping TKSK tingkat Kecamatan Sokaraja.

“Sulitnya saya mencari sejumlah 25 ton beras akumulasi 4 bulan untuk memenuhi stok ke tujuh agen E-warung yang menjadi tanggung jawab saya di Kecamatan Sokaraja, saya sampai ke Klaten, dan kota lainya, itu saya dapat harga Rp 8.800/kg bahkan ada yang Rp 9000/kg,” terang Hendra

Hendra juga menjalaskan, dirinya siap dan sanggup untuk memasok beras dengan kualitas premium jenis pandan wangi jika ada pedoman umumnya.

“Saya bukan Cuma jualan beras IR untuk bantuan saja mas, saya sanggup untuk menyuplai beras premium untuk bantuan BPNT yang layak konsumsi untuk warga jika ada petunjuk, itu tinggal bagaimana aturanya saja,” kata Hendra

Berbeda dengan Hendra, SJ yang notabennya sama-sama pelaku Usaha Dagang beras yang lebih senior tidak sulit mengadakan beras yang sangat layak dikonsumsi oleh masyarakat dengan harga Rp 9.000 perkilogramnya.

“Tadi ada tiga warga yang datang ke warung saya membawa beras bantuan itu supaya dibayar atau ditukar beras yang layak, malah masih kantongan tapi saya nggak mau,” terang SJ

SJ menyampaikan alasanya menolak untuk membayar beras bantuan BPNT yang dijual oleh warga yang menerima beras bantuan.

“Masih didalam kantong saja baunya sudah apek banget, saya beli Rp 6000 perkilogramnya dengan wujudnya beras seperti itu saya juga gak mau, walaupun sulit mendapatkan beras saya masih bisa menjual beras harga Rp 9.000/ kg enak di makan,’’ tutup SJ .

(Imam Suratno)

No More Posts Available.

No more pages to load.