NASIONALNEWS.ID, JAKARTA – Sudah sedari pagi Supriyanto (44) memencet tuts gawai modernnya. Ia berusaha menghubungi seseorang. Tak lama berselang, pegawai salah satu bank swasta ternama di Jakarta ini pun mendapat kabar dari sebrang lawan bicaranya. Mereka sepakat akan nonton acara konser panggung rakyat BONGKAR di lapangan Madya Senayan Jakarta.
Acara musik yang akan Supri ‘cum suis’ datangi itu digagas oleh Aliansi Selamatkan Demokrasi Indonesia (ASDI). Gelaran akbar tersebut dibuat dalam rangka peringatan hari anti korupsi dan HAM sedunia. Selain menggelar konser, ASDI juga akan menyuguhi aksi orasi kebangsaan dari berbagai kalangan. Ada Komunitas seniman, budayawan, aktifis anti KKN, korban pelanggaran HAM dan LSM serta beberapa musisi tanah air ternama.
“Kita datang sudah dari jam dua siang ya,” ujar Supri (44) saat ditemui Nasionalnews.id di depan panggung konser rakyat BONGKAR usai acara berakhir.
Supri datang dari Tomang Jakbar. Bersama Ahyar dan Rayhan dari Pulogadung Jaktim, mereka sengaja mau nonton karena ingin menyaksikan para idolanya manggung.
“Selain musik, kita hadir ke sini karena ingin tahu keduanya. Yaitu tentang musik dan apa yg digaungkan para aktifis soal korupsi dan HAM,” ungkap Supri lagi yang di-iyakan oleh kedua rekannya tersebut.
Menurut panitia, panggung konser rakyat BONGKAR dikonsep secara kreatif. Penonton tak hanya menyaksikan orasi kebangsaan dan konser musik saja tapi, juga sebuah atmosfer sejarah kelam Indonesia yang tak terlupakan.
Senada dengan Sherly (42), aktifis Posko Perjuangan Rakyat (POSPERA) Jakarta Timur inipun tertarik datang ke acara panggung BONGKAR karena ingin tahu dan menyaksikan para pegiat antikorupsi dan pejuang HAM berkegiatan. Ia juga menilai konser musik dan acara malam itu mantap.
“Aku rasa musiknya keren. Tapi, kita hadir di sini untuk mendukung kasus korupsi, kasus HAM yang (sudah lama) dipendam-pendam. Kita pengen bongkar aja semuanya gitu loh,” ujar wanita yang kini bergabung di komunitas
Ia dan komunitasnya datang sejak pukul 11.00 wib. Wanita penyuka band KOTAK dan JAMRUD ini sangat geram dengan tingkah para pelaku korupsi dan perampas HAM di negara ini.
Aksi pernyataan aktivisSuasana Area Acara
Siang itu ribuan masyarakat pembela hak asasi manusia (HAM), pegiat antikorupsi dan penggemar musik tumpah ruah di seputaran pintu masuk lapangan Madya. Mereka sudah terlihat dari satu jam sebelum acara resmi dibuka pada pukul 15.00 wib. Kebanyakan mereka yang datang mengenakan pakaian serba hitam-hitam.
Waktu pertama kali penonton akan masuk pintu lapangan, mereka harus registrasi kehadiran untuk mendapatkan gelang kertas sebagai penanda pengganti tiket. Lalu penonton harus melewati pintu pemeriksaan yang melarang tiap penonton membawa hal-hal yang tidak diizinkan. Setelah lolos dari pemeriksaan penonton tinggal menikmati pemandangan dan pernak-pernik pelengkap acara ini.
Saat akan mencapai pintu masuk berupa koridor lurus, panitia menyuguhi pengunjung dengan pameran foto disisi kiri dan kanan koridor.
Foto-foto berupa sejarah perjuangan para aktivis HAM dan semasa reformasi tahun 98. Sementara di koridor pintu keluar dipajang foto-foto para almarhum pejuang HAM yang sudah meninggal atau pun yang tiada sama sekali kabar beritanya hingga kini. Sebut saja orang hilang seperti Dedi Hamdun, Yadin Muhidin, Yani Afri, Wiji Tukul dll.
Sebelum memasuki area pintu tersebut, pengunjung bisa melihat jejeran seni instalasi kuburan yang menggambarkan makam para korban kekerasan HAM. Selain itu ada juga Replika tahanan kasus KPK sedang menggunakan baju ciri khas tahanan berwarna orange
Jalannya Konser Bongkar
Menurut Supri acara ini bagus sekali. Ia berharap acara ini bisa untuk menyuarakan aspirasi masyarakat mengenai korupsi, kolusi, nepotisme dan tuntaskan kasus-kasus HAM.
“Konsep yang ditampilkannya juga bagus ya jadi, mungkin dengan acara ini para aktifis-aktifis HAM dan korupsi bisa bersatu menggaungkan itu melalui musik dan seni dari beberapa genre yang ada,” papar pengidola Yuki PAS band ini.
Dari pantauannya, siang hari panggung acara sudah dibuka dengan penampilan tarian. Lalu disusul dengan beberapa orasi dari para tokoh dan aktifis.
Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti turut berorasi. Ada pula Direktur Amnesty International Indonesia Usman Hamid yang berorasi dan bernyanyi bersama putra seniman Wiji Thukul, aktifis 1998 yang hilang dan belum ditemukan hingga sekarang. Selanjutnya, penyanyi rap Iwa Kusuma tampil dengan lagu ‘Bebas’ ciptaannya. Ada juga penampilan dari Gugun Blues Shelter. Dan sebelum waktu azan magrib tiba musik di break sesaat.
Menjelang malam grup musik MARGINAL tampil memanaskan suasana. Dengan hentakan deru double pedal dari bass drums sang drummer serta raungan gitar elektriknya, band ini mampu menghipnotis para penggemarnya untuk ikut ber-Head Bang dan bernyanyi bersama.
Setelah MARGINAL usai, panggung kembali diisi dengan orasi dari sejumlah tokoh dan aktifis. Mantan komisioner Komnas HAM dan mantan Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Zumrotin serta Danang Widyoko juga turut berorasi.
Menjelang pukul 19.05 wib PAS band muncul. Raungan gitar Bengbeng dan aksi memutarkan gitar di leher menjadi sajian yang menginspirasi banyak gitaris-gitaris yang menyaksikan tontonan malam itu. Sementara duet dua drummer Sandy dan Richard Muter di bagian perkusi membuat band asal Bandung ini kian gahar. Beberapa lagu dari ‘Permata yg hilang’, ‘Aku’, ‘Impresi’ dan ‘Kesepian’ habis dilumat Yuki lewat vocal lantangnya.
Penampilan PAS ditutup dengan lagu ‘Jengah” yang sarat dengan cabikan bass dan sayatan gitar yang menderu-deru pada pukul 19.50 wib.
Tepat pukul 20.05 wib giliran Faisal Basri naik panggung berorasi. Faisal menuntaskan janjinya bahwa dirinya akan terlibat diacara bersejarah ini. Pakar Ekonom Senior ini juga bertugas membacakan beberapa tuntutan rakyat. Sebelumnya Faisal berorasi, panggung sempat disodori sebuah lagu mahakarya dari maestro musik Iwan Fals yang berjudul ‘Bongkar’.
Menurut ASDI, lagu Bongkar ini lah yang menginspirasi sebagai tema dar acara i panggung rakyat BONGKAR. Hampir semua yang hadir hanyut bersama mernyanyikan lagu Bongkar tersebut. Tony Q dan Rastafara tampil mengajak penonton berdansa lewat irama reggae hingga pukul 21.15 wib. Lagu ‘Gembira’ diusung dan dinyanyikan bersama para penyuka irama reggae. Satu sajian menarik dimunculkan, salah seorang putri mantan Presiden ke-4 Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid yang bernama Inayah Wulandari Wahid juga ikut berorasi menyuarakan perlawanan terhadap pelanggaran HAM, korupsi, dan pencederaan konstitusi.
Selanjutnya giliran musisi Anto baret dan Andi Maladewa tampil membawakan lagu diiringi gitar. Lalu band Endank Soekamti dari Jogyakarta tampil dengan aliran Punk Rock-nya memanaskan kembali suasana panggung. Meski beberapa insiden kecil sempat terjadi di area penonton yang mulai gaduh dengan keadaan dan panasnya suasana namun pihak keamanan mampu dengan tangkas dan elegan meredam semua gesekan-gesekan kecil yang ada. Penampilan Endank yg enerjik membuat penonton kembali ber ‘moshing ria’ hingga pukul 21.55 wib.
Menjelang pukul 22.00 wib, panggung BONGKAR kembali bergetar. Kali ini giliran Band KOTAK yang banyak ditunggu penggemarnya tampil. Lewat lengkingan vocal Tantri, tiga lagu KOTAK menggema bersama penonton. Penampilannya ciamik. Apalagi dengan aksi dari bassist KOTAK yang bernama Cua. Membuat band jawara The Dream Band ini semakin digjaya. Sang vocalis pun dengan tampilan hijabnya tetap mampu menunjukan kualitas vocal lady rocker-nya. Tiada henti Tantri berlari sambil memegang bendera merah putih sambil bernyanyi. lagu ‘Beraksi’ menutup aksi KOTAK dengan sempurna.
Konser BONGKAR ditutup dengan penampilan aksi dari JAMRUD. Meski hanya sempat membawakan lagu hits-nya yang berjudul ‘Putri’ dan ‘Berakit-rakit’, penampilan band ‘ganas’ asal Cimahi ini wajib diacungkan dua jempol. Hampir semua penonton ikut bernyanyi dan bergerak mengikuti ritme irama yang diolah Azis sang gitarisnya. Malam itu banyak orang yang merasa puas dengan konser rakyat BONGKAR yang disuguhi secara gratis ini.
_______________________________________Amex