Sinergi BPJS Kesehatan dan Komisi IX DPR RI Dukung Percepatan Penanganan Stunting

oleh -
BPJS Kesehatan Tangerang

TANGERANG, NASIONALNEWS.CO.ID – BPJS Kesehatan terus memperkuat sinergi dengan seluruh stakeholder dalam menangani kasus stunting di Indonesia. Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan, Lily Kresnowati mengatakan kasus stunting di Indonesia masih menjadi permasalahan yang harus ditangani bersama.

“Stunting adalah permasalahan serius karena akan mempengaruhi kemampuan kognitif anak di masa depan. BPJS Kesehatan turut berupaya memastikan kesehatan ibu dan bayi sejak dalam kandungan. Kami menjamin pelayanan prenatal di FKTP serta pelayanan persalinan di FKTP maupun FKRTL. Selain itu kami juga menjamin pemeriksaan ibu dan bayi setelah persalinan untuk menangani komplikasi yang terjadi dan mengantisipasi perjalanan yang tidak diinginkan,” kata Lily saat pembukaan kegiatan Kunjungan Kerja Spesifik ke Kota Tangerang yang dilakukan bersama komisi IX DPR RI, Selasa (30/11).

Lily menyebut, imunisasi dasar mencakup BCG, Campak, DPT, Hepatitis B, dan Polio diberikan penjaminan oleh BPJS Kesehatan dari sisi jasa pelayanan. Dirinya mengatakan, para orang tua tidak perlu risau dan harus semakin mantap memberikan imunisasi untuk anak-anak mereka. Pemberian imunisasi akan meningkatkan kekebalan tubuh sehingga anak tidak mudah terpapar infeksi. Infeksi yang terjadi pada anak dapat menurunkan nafsu makan serta asupan gizi, hal ini menyebabkan pertumbuhan anak terganggu dan semakin meningkatkan kemungkinan anak menjadi stunting.

“Klinik dan rumah sakit yang bekerjasama dengan kami telah ada yang melakukan uji coba dan pengembangan program untuk mendampingi kehamilan serta memastikan kesehatan ibu dan anak. Di tingkat FKTP telah diujicobakan Pusat Edukasi Keluarga Azzahra (PEKA) yang dikembangkan oleh Klinik Azzahra. Dalam PEKA ini ada konseling intensive bagi ibu hamil. Dari rumah sakit, telah digagas program Gerakan Sayang Ibu (GSI) oleh Rumah Sakit Bhakti Asih Tangerang. GSI ini juga hadir dalam aplikasi yang bisa diunduh di smartphone. Melalui GSI, perkembangan janin dan kondisi ibu akan dimonitor serta diberikan tips untuk menangani keluhan selama kehamilan,” ujar Lily.

Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena menyampaikan, kunjungan ini bertujuan mendapatkan informasi, gambaran dan data tentang anggaran dalam APBD Kota

Tangerang untuk percepatan pelaksanaan program penanganan stunting di Kota Tangerang. Komisi IX DPR RI juga ingin mendapatkan masukan tentang kendala dan tantangan yang dihadapi Pemerintah Kota Tangerang dan pemangku kepentingan dalam penanganan stunting yang dapat didukung Komisi IX DPR RI dan Pemerintah Pusat.

“Informasi dan data yang berhasil dijaring hari ini akan menjadi rekomendasi dari Komisi IX DPR RI kepada pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan, BKKBN dan BPJS Kesehatan. Diharapkan terobosan dan kebijakan bisa diambil khususnya dalam pelaksanaan Peraturan Presiden No 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting sehingga angka prevalensi stunting dapat turun ke angka 14% di tahun 2024 sesuai target pemerintah. Selanjutnya akan disusun Rencana Aksi Nasional (RAN) untuk menguatkan konvergensi antar program melalui pendekatan keluarga berisiko stunting,” ujar Melki.

Pada tahun 2020, berdasarkan data elektronik pencatatan laporan gizi berbasis masyarakat, angka stunting pada balita di Kota Tangerang tercatat di posisi 9,65%. Angka ini memang berada di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh WHO yaitu sebesar 20%. Meski begitu, hal ini tidak membuat perhatian kepada permasalahan stunting menjadi menurun. Masih diperlukan upaya pencegahan dan penurunan angka stunting secara terus menerus, sehingga kita dapat mencetak generasi masa depan yang sehat, berdaya saing dan cerdas untuk Indonesia.(Ateng)

No More Posts Available.

No more pages to load.