NASIONALNEWS.ID, LAMONGAN – Masih seputar dugaan kasus kecurangan penjaringan Sekdes Pangkatrejo dan peserta yang ikut kompetisi nampak belum terima atas dugaan campur tangan dari pihak lain terhadap peserta yang dinobatkan sebagai peserta yang lulus ujian.
20 peserta ujian bersama masyarakat pada hari Sabtu (10/12) melakukan aksi damai didepan kantor desa sembari tabur bunga, yang menandakan lemahnya hukum di pemerintahan desa, serta dikendalikan dengan kekuasaan.
Setelah melakukan tabur bunga di Balai Desa Pangkatrejo, masing-masing peserta ujian Sekdes, penuhi panggilan Camat Kota Lamongan.
Dalam pemanggilan tersebut, guna dimintai klarifikasi soal adanya dugaan indikasi kecurangan dalam pelaksanaan ujian Sekdes Pangkatrejo yang dilaksanakan pada Rabu (06/12/23) kemarin.
Klarifikasi itu dilakukan di ruang lantai 2 kantor kecamatan, dengan dihadiri 5 panitia penjaringan perangkat desa, kepala desa Pangkatrejo serta unsur Muspika Kecamatan Lamongan.
Menurut beberapa peserta, dalam audiensi tersebut ada beberapa poin yang harus digaris bawahi dan diduga sebagai alat untuk melakukan kecurangan.
Yakni laptop yang digunakan terdapat software Microsoft remot desktop konektion, atau aplikasi yang bisa dikontrol atau berkirim data dari luar.
Namun Panitia pelaksanaan ujian Sekdes tersebut berdalih tidak paham software tersebut alias gaptek.
Selain itu dalam audiensi tersebut Hendik selaku Ketua Panitia mengakui ada hendpon salah satu panitia Didik tidak dikumpulkan pada saat pembuatan soal.
Menurut Peserta terkait standard soal, tim pembuat soal ujian tersebut atas dasar rekomendasi dari Kepala Desa Pangkatrejo.
Sementara pihak universitas atau bang soal saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya hanya melakukan pembuatan soal saja dan izinnya lengkap dan atas dasar rekomendasi kampus.