NASIONALNEWS.ID BOGOR – Seniman dan budayawan Bogor menggelar acara Ngabudah (Ngamumule Budaya Daerah) di halaman pintu utara Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Minggu (22/9/2024).
Dalam rangka silahturahmi budayawan dan penggiat seni di wilayah Bogor khususnya, acara yang digelar dan didukung beberapa komunitas diantaranya LSM Harimau Bogor, Paguyuban Kujang Salakageni, Dinas Pariwisata Bogor, Waluya Manajemen, Porseni Bela Diri Silat Dangiang Pakuan, Padepokan Siliwangi, Padepokan Debus Extreme Rajawali, Padepokan Tri Sakti, Ikatan Dukun Nusantara dan Gagak Karancang.
Pentas seni dan budaya yang disajikan diawali rajah bubuka dan pertunjukan tarian ular, seni debus dan pencak silat. Bambang Sumantri, S. Sos yang biasa di sapa Ki Mantri selalu ketua seni dan budaya Bogor menyampaikan harapannya untuk seni dan budaya yang mulai tergerus zaman.
“Apa yang saya takutkan adalah tak ada lagi penerus dan pewaris seni budaya di Bogor ini. Kita mengarahkan generasi sekarang untuk memiliki keinginan kuat melestarikan budaya dan seni yang mulai ditinggalkan. Kita pernah punya masa lalu budaya serta seni, janganlah melupakannya,” kata Ki Mantri.
Berdoa bersama atau bakti upacara adat pembacaan rajah pukul 08:00 WIB diiringi oleh musik buhun sebagai pembuka acara. Rajah adalah mantra atau petuah leluhur (do’a) dan musik buhun adalah musik tua. Musik yang sudah ada sejak zaman dahulu kala. Musik yang medianya terbuat dari bambu sebelum adanya besi. Penampilan seni debus dan atraksi ular di susul penampilan pencak silat.
Debus merupakan kesenian tradisional sunda yang berasal dari banten. Debus demonstrasi budaya Sunda, Kesenian ini di dasari oleh seni beladiri penca juga kekebalan tubuh sang pemain dengan menggunakan senjata tajam atau benda-benda keras.
Reno Guandi ketua LSM Harimau Bogor Raya mengungkap bahwa budaya jangan sampai lenyap.
“Sebagai generasi yang sebelumnya kurang melirik budaya dan seni, akhirnya kita semua menyadari bahwa jika tidak kita lestarikan dan tidak ada yang mau menjadi penerus warisan seni dan budaya maka tak dapat dihindari akhirnya semua akan hilang. Saat ini saya juga merasa satu dua yang faham tradisi seni dan budaya terutama di Bogor ini. Marilah kita semua bersama-sama menjaga dan mempertahankan warisan leluhur,” ungkap Reno.
Penutupan acara dihiasi indahnya permainan karinding celempungan yang khas. Ahung salah satu panitia acara memberikan apresiasi pada antusias warga yang tertarik dan akhirnya datang untung menyaksikan penampilan mereka.
“Alhamdulilah, berjalan baik. Semoga negeri ini masih memiliki generasi penerus budaya leluhur,” ucap Ahung. (Grace Debora)