NASIONALNEWS.id,BANYUMAS-Bencana tanah longsor kembali melanda Grumbul Pegawulan Kulon, RT 03 RW 1, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang pada Minggu, 26 Oktober 2025. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 16:15 di koordinat -7.422604, 109.036791 ini bukan semata-mata bencana alam, melainkan diduga kuat akibat aktivitas penambangan semen BIMA.
Insiden ini menyebabkan kerusakan pada rumah warga, yaitu milik Bapak Aris, Bapak Sudin, dan Bapak Tono/Erwin, serta merusak tiga unit sepeda motor.
Menurut warga setempat longsor terjadi usai terjadi hujan. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Ketua LSM Harimau DPC Banyumas, Abdul Mujab dengan tegas mengkritik Pemerintah Daerah (Pemda) Banyumas.
Menurutnya, bencana ini adalah cerminan dari kegagalan Pemda Banyumas dalam mempertimbangkan kondisi tanah dan dampak jangka panjang dari izin pertambangan yang dikeluarkan.
“Pemda Banyumas seolah abai terhadap kondisi geologis wilayah dan lebih mementingkan investasi tanpa analisis dampak lingkungan yang komprehensif,” ujar Abdul Mujab
Kritik ketua DPC LSM Harimau Kabupaten Banyumas tidak berhenti di Ajibarang. Ia juga menyoroti aktivitas penambangan batu di Baseh Kedungbanteng yang terlihat “jor-joran” dan jelas mengabaikan dampak lingkungan.
Hal ini menunjukkan bahwa masalah pengawasan terhadap aktivitas pertambangan yang berpotensi merusak lingkungan dan membahayakan warga sekitar tidak hanya terjadi di satu lokasi.
LSM Harimau DPC Banyumas mendesak Pemda Banyumas untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh izin pertambangan yang ada, baik di Ajibarang maupun lokasi lain seperti di Desa Baseh Kecamatan Kedungbanteng. Pengetatan regulasi dan pengawasan yang lebih ketat mutlak diperlukan demi mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.
“Insiden-insiden ini diharapkan menjadi panggilan serius bagi Pemda Banyumas untuk lebih responsif dan bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan serta keselamatan masyarakatnya,” Pungkasnya
>>> IMAM S
