NASIONALNEWS.ID,JOGJAKARTA-Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengingatkan pejabat daerah untuk empan papan. Yakni bisa peka dan menempatkan diri dalam lingkungannya.
Sultan menyampaikan, banyak pejabat yang kurang peka terhadap situasi saat ini. Salah satu contohnya adalah kondisi ekonomi tiap lapisan masyarakat yang berbeda.
“Istilahnya wong Jawa kan empan papan, misalnya gitu. Bisa menyesuaikan diri pada satu lingkungan, jadi peka,” ujar Sultan kepada wartawan di Kompleks Kepatihan, Sabtu (30/8/2025).
Sultan juga mengingatkan kepada pejabat untuk memiliki perilaku empan papan tersebut. Yakni tidak berlebihan.
“Bagaimana kita punya perilaku. Pimpinan-pimpinan daerah gitu punya perilaku. Itu tidak berlebihan. Empan papan,” ujarnya.
Empan papan itu sendiri merupakan istilah dalam Bahasa Jawa yang memiliki arti menempatkan diri sesuai dengan kedudukan, situasi, dan kondisi. Sehingga seseorang dianggap bijaksana jika bisa menempatkan diti dengan baik di lingkungannya.
Sementara itu Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogyakarta menyatakan keprihatinannya atas eskalasi kekerasan dalam demo yang berujung ricuh. Mereka puluhan civitas akademika perguruan tinggi tertua di Indonesia itu menyerukan perdamaian dan meminta semua pihak menghentikan segala bentuk kekerasan
Seruan moral itu dan sebagai keprihatinan itu dibacakan oleh Rektor UGM Ova Emilia di Balairung UGM, Minggu (31/8/2025). Didampingi pimpinan UGM yang seperti Wakil Rektor Arie Sujito, Wening Udasmoro serta Sekretaris UGM Andi Sandi. Dan beberapa guru besar UGM dan para dosen dari berbagai fakultas.
“Mencermati, memperhatikan, dan mempertimbangkan perkembangan situasi ekonomi dan politik, terjadinya rangkaian gelombang unjuk-rasa di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Makassar, Surabaya, dan berbagai daerah, kami sivitas Universitas Gadjah Mada menyatakan keprihatinan mendalam,” kata Rektor UGM itu hari Minggu 31 Agustus 2025 di Balairung UGM Bulaksumur Yogyakarta.
Pertama, UGM menyampaikan duka yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan luka-luka dalam rangkaian aksi massa yang terjadi dalam Bu beberapa hari terakhir.
Kedua, UGM mendukung gerakan damai, non-kekerasan, atas tuntutan masyarakat untuk mendorong pemerintah melakukan perbaikan menyeluruh, khususnya dalam penegakan hukum, pemulihan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Ketiga, UGM mengingatkan pemerintah dan DPR agar membatalkan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada keadilan, menambah kesenjangan di antara elite politik dan rakyat, telah mengancam keberlangsungan demokrasi dan supremasi sipil, serta menguntungkan kepentingan para elit politik dan kelompok oligarki,” katanya.
Keempat, UGM mendorong mahasiswa, khususnya mahasiswa UGM, untuk terus menunjukkan kepedulian terhadap kondisi bangsa dengan cara yang konstruktif, disertai kesadaran untuk menjaga diri serta kehati-hatian dalam setiap tindakan. Kelima UGM meminta pemerintah dan aparat mendengarkan aspirasi rakyat. (Ridar/humas)






