, , , ,

Abah Anton Charliyan Dampingi Prof Dr Agus Aris Munandar Dan Tim Kunjungi Temuan Artefak  Candi di Tasikmalaya

oleh -
img 20240911 wa0008

NASIONALNEWS.ID,TASIK-didampingi Irjend Pol (Purn) Abah Anton Charliyan tokoh budaya Nasional dari tatar sunda tampak 11 anggota Guru besar para peneliti senior dari Universitas Indonesia dampingi rombongan tim Prof Dr Agus Aris Munandar sebagai pakar arkeologi dan sejarah senior dari Unversitas Indonesia. 10/2024

Tim berkunjung diantaranya Prof Dr Titik Pujiastuti Pakar  Naskah Kuno , Prof Tuti Nur Muas Akhli Sejarah , Prof Mujizah Pakar Gambar & Naskah Kuno , Prof Teryata Mart akhli Fisika , Prof Mina Elfira akhli Gender, Prof Rahayu Akhli Linguistik , Prof Bandi akhli Herbal dll .

Kedatangan tim ke Parigi Leuwisari Singaparna Tasikmalaya Indonesia dan rombongan disambut antusias oleh Masyarakat Parigi Galunggung dan diterima oleh Punduh serta Ketua Tim Expedisi Hadi Permana.

img 20240911 wa0003

Anton Charliyan Yang juga Sbg Ketua Umum Lintas Budaya Nusantara dan Ketua Dewan Penasihat PWI & PJS Pusat dalam keteranganya mengatakan, Kami dan tim pun Salut dan mengucapkan Selamat Kepada Tim Expedisi Galunggung agar terus Berkarya dan Berkarya dg semangat. dan tim Expedisi ini pun harusnya agar bisa disuport juga oleh Pemerintah maupun Fihak ketiga/ Perusahaan yang peduli dg Sejarah dan Budaya, sehingga sejarah Sunda dan Nusantara kedepan makin terbuka dan terang benderang.

“Terimakasih atas Kedatangan tim yang begitu lengkap,  hal ini sebuah kehormatan yg luar biasa bagi masyarakat PO arigi Tasikmalaya, mudah2an kedepan Prof Agus dan tim jangan bosan2 nya untuk terus bisa memberikan arahan dan bimbingan KPD Tim Expedisi Galunggung ini yang kerap melakukan Penelian situs dan Eskafasi yang diduga merupakan tempat dan Artefak benda2 sejarah . Dimana sebelumnyapu Prof Agus dan Tim pernah mengunjungi juga Batu Lingkar di Jahyang Salawu Tasikmalaya . Demikian Anton Menutup Wawancara dg Tim redaksi kami di lokasi tsb,” Imbuhnya

 

Di tempat yang sama di penemuan Candi di Parigi Prof Aris mengatakan, yang telah ditemukan tersebut merupakan sebuah artefak Punden Berundak dan batu pangcalikan / batu panyandaan dan bukan sebuah makam petilasan.

“Walaupun tidak terlalu Besar tapi sudah masuk klasifikasi punden berundak dimana Strukturnya juga sudah benar dan selaras dengan Budaya Sunda kuno , dimana tingkatan pundenya tersusun 3 ( tiga ) undakan , dan di struktur paling atas ada 3 ( tiga ) menhir, serta di depan belakang ada batu penghalang yang mana seolah berfungsi sebagai tiang tolak bala,” lanjutnya

Lebih lanjut Prof Aris mengatakan, Punden Berundak mini ini sejenis punden Berundak yang ada di gunung Penanggungan Jatim. Fungsinya adalah : diduga sbg Sarana untuk Peribadatan di zaman dulu sekitar awal-awal abad Masehi.

“Punden berundak ini juga ketika  beribadat  biasanya di putari tiga kali sebagai sarana untuk mensucikan diri para peziarah,” Papar Beliau sambil mencontoh kan berjalan mengelilingi Punden.

“Adapun ditemukannya Batu Satangtung yg didepanya ada batu datar emat persegi panjang , memang Strukturnya harus demikian , batu datar tersebut harus ada di depan batu satangtung . inilah yang disebut batu panyandaan atau batu pangcalikan yang berfungsi sbg tempat pangcalikan para leluhur dan tempat penyimpanan sajian / persajian,”

“Ternyata di kawasan galunggung ini banyak ditemukan artefak-artefak yang luar biasa, sebagai peninggalan para leluhur sunda galuh dimasa lalu, untuk itu agar pihak Pemerintah, Pemda dan pihak terkait baiknya memberikan perhatian yang serius karena semua yang ditemukan tim expedisi galunggung ini jelas-jelas 2merupakan artefak peninggalan sejarah dimasa lalu yang perlu diteliti lebih lanjut , baik Punden Berundak,  batu Pangcalikan yang ditemukan di Parigi maupun Cirkle Stone yang ditemukan di Jahyang,” tutup Prof Agus

A/C/IMAM

No More Posts Available.

No more pages to load.