NASIONALNEWS.ID Tangerang – Suasana penuh khidmat dan haru mewarnai pelaksanaan Farewell Parade yang digelar di Lapangan Apel Mapolresta Tangerang, Selasa (8/7/2025). Upacara seremonial itu menjadi momen penting dalam rangka menyambut Kapolresta Tangerang yang baru, Kombes Pol Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah, sekaligus mengantar purna tugas Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono yang telah menuntaskan pengabdiannya sebagai pucuk pimpinan di institusi tersebut.
Kedatangan Kombes Pol Andi Indra bersama sang istri, Ny. Putri Andi Indra, disambut dengan kalungan bunga serta penghormatan barisan kehormatan dari jajaran Polresta Tangerang. Tindakan simbolis tersebut merupakan bentuk penerimaan secara resmi terhadap kepemimpinan baru, yang diiringi doa dan harapan akan keberlanjutan sinergi serta prestasi dalam pelayanan publik.
“Sebagai Kapolresta yang baru, saya mohon diterima dengan terbuka. Mari kita bergandengan tangan, menjalin kekompakan, dan bekerja sepenuh hati untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ujar Kombes Pol Andi Indra dalam sambutannya yang bernada ajakan untuk menyatukan visi.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa keberhasilan institusi tidak hanya bertumpu pada figur pimpinan semata, melainkan merupakan hasil kerja kolektif seluruh unsur di dalam organisasi. “Keselarasan pemikiran dan kesungguhan dalam bertugas akan menjadi kunci tercapainya pelayanan prima. Mari kita niatkan setiap langkah dalam tugas sebagai bentuk ibadah,” imbuhnya.
Di sisi lain, perpisahan dengan Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono berlangsung dalam nuansa emosional. Didampingi sang istri, Ny. Andi Yulie Baktiar, Kombes Baktiar melangkah melewati jajar kehormatan dalam tradisi Pedang Pora, sebagai simbol penghormatan dan penghargaan atas dedikasi serta pengabdiannya selama menjabat.
Dengan nada tulus, Kombes Baktiar menyampaikan rasa terima kasih sekaligus permohonan maaf kepada seluruh personel Polresta Tangerang. “Saya haturkan terima kasih atas kebersamaan selama ini. Apabila ada khilaf atau kekurangan dalam kepemimpinan saya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,” ucapnya mengakhiri.
Tradisi Pedang Pora yang menjadi penutup kegiatan ini tidak hanya menjadi simbol estafet kepemimpinan, tetapi juga refleksi dari nilai luhur yang dijunjung tinggi dalam budaya kepolisian: kehormatan, pengabdian, dan kebersamaan. (Red)








