NASIONALNEWS.ID PALEMBANG – Prajurit Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) jajaran Kodam II/Sriwijaya, mengikuti Rapat Koordinasi Pembinaan (Rakorbin) Kowad Terpusat Tahun Anggaran 2025 secara virtual, yang diselenggarakan di Gedung Sudirman Makodam II/Sriwijaya, Palembang, Rabu (17/12/2025).
Acara ini, dihadiri Ibu Raksa Karini Sri Sena Kodam II/Sriwijaya, Ny. Desi Ujang Darwis, didampingi Ny. Ika Didik dan Ny. Eva Perry. Turut hadir juga Aspers Kasdam II/Sriwijaya Kolonel Inf Didik Efendi, S.I.P., bersama Waaspers Kasdam II/Sriwijaya Letkol Inf Harry Feriawan R., guna memastikan pembinaan personel Kowad berjalan selaras dengan kebijakan komando atas.
Dalam arahannya, Aspers Kasad Mayjen TNI I Wayan Suarjana, S.E., M.M., menekankan pentingnya menjaga integritas diri sebagai prajurit wanita. Ia menginstruksikan seluruh anggota Kowad untuk senantiasa “Jaga Lisan, Jaga Gestur, dan Jaga Sikap” dalam kehidupan sehari-hari maupun kedinasan.
Pesan tersebut bertujuan agar Kowad mampu menunjukkan jati diri sebagai prajurit yang terdidik, tangguh, dan berwibawa.
Sejalan dengan pesan tersebut, Ibu Raksa Karini Sri Sena yang diwakili oleh Ibu Wakil Ketua, Ibu Eka M. Saleh Mustafa, juga memberikan pesan motivasi.
Ia mengingatkan, bahwa peran Kowad sangat strategis dalam mendukung tugas pokok TNI AD, sehingga kualitas mental dan karakter harus terus diasah agar tidak goyah menghadapi dinamika tantangan zaman.
Selain aspek mentalitas, Rakorbin kali ini juga menyajikan materi edukatif mengenai kesejahteraan domestik. Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum., hadir memberikan pembekalan mengenai pentingnya kesehatan keluarga.
Menurutnya, kesehatan keluarga yang terjaga merupakan pondasi utama yang memungkinkan prajurit Kowad dapat menjalankan tugas negara secara optimal tanpa kendala di lini personal.
Sebagai penutup rangkaian pembekalan, Ibu Dita Wirapradja, S.H., Ept., memaparkan materi mengenai profesionalisme, etika, dan attitude.
Ia menegaskan, bahwa setiap tindakan prajurit wanita harus berlandaskan etika yang terjaga, karena profesionalisme tidak hanya diukur dari kecakapan teknis, tetapi juga dari cara membawa diri di tengah masyarakat dan organisasi. (Fendi/rl)







