NASIONALNEWS.id, JAKARTA — Universitas Budi Luhur melalui UKM E-Sport kembali menggelar Budi Luhur Esport National Championship (BLENC) Galih Like Skill, sebuah turnamen esport tingkat nasional yang menyasar pelajar dan mahasiswa. Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen universitas dalam mendukung pengembangan bakat dan prestasi generasi muda di bidang esport
Esport National Championship bertujuan menjadi wadah pengembangan bakat dan minat generasi muda di bidang esport, sekaligus mendorong lahirnya atlet esport berprestasi yang mampu bersaing secara profesional. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana mempererat silaturahmi antar pelajar dan mahasiswa melalui kompetisi yang sportif.
Ketua pelaksana kegiatan Fery Kamaludin, M.Kom menyampaikan bahwa ENC tidak hanya berfokus pada kompetisi, tetapi juga memberikan apresiasi nyata bagi peserta yang berprestasi. Peserta terbaik dalam ajang ini berkesempatan memperoleh beasiswa pendidikan sebagai bentuk dukungan terhadap prestasi akademik dan nonakademik.
“Melalui Esport National Championship ini, kami ingin membuktikan bahwa esport dapat menjadi jalur prestasi yang positif, sekaligus membuka peluang pendidikan bagi generasi muda,” ujarnya.
Fery juga menegaskan bahwa pihak universitas memberikan dukungan penuh, baik dari sisi fasilitas.
“Dukungan Universitas Budi Luhur terhadap penyelenggaraan Esport National Championship ini antara lain dengan memberikan beasiswa bagi peraih juara 1, 2, dan 3, menyediakan tempat dan wadah untuk grand final serta playoff, serta dukungan penuh terhadap kebutuhan sportivitas yang diperlukan oleh UKM E-Sport Budi Luhur,” ujar Ferry.
Ia menambahkan, turnamen esport yang digagas oleh UKM E-Sport Budi Luhur ini telah berlangsung secara konsisten dan tahun ini merupakan penyelenggaraan yang keempat.
“Kegiatan seperti ini sudah berjalan empat kali dan terus dikembangkan oleh teman-teman UKM Budi Luhur E-Sport. Beasiswa bagi juara 1, 2, dan 3 itu mutlak diberikan oleh Universitas Budi Luhur,” tegasnya.
Menurut Ferry, Universitas Budi Luhur juga telah membuktikan komitmennya melalui program pembinaan berkelanjutan. Saat ini, sudah terdapat dua mahasiswa binaan yang memperoleh beasiswa prestasi Grade A dan masih berjalan hingga sekarang.
Sementara itu, dari sisi sistem kompetisi, panitia menerapkan format liga yang diharapkan mampu berjalan lebih optimal.
“Kami berharap dengan sistem liga ini kegiatan berjalan lancar. Ke depan, sistem ini akan terus dievaluasi dan dikembangkan agar semakin baik dalam menggali like skill para pemuda sesuai dengan kemampuan masing-masing,” tambahnya.
Terkait pendaftaran, Ferry menjelaskan bahwa roadshow BLENC dibuka secara gratis. Peserta cukup datang ke booth pendaftaran dengan membawa data nama lengkap tim yang terdiri dari lima orang serta ID Mobile Legends masing-masing pemain.
Untuk meminimalisir kecurangan, panitia memberlakukan seleksi administrasi yang ketat. Peserta diwajibkan mengirimkan kartu pelajar bagi siswa dan kartu tanda mahasiswa bagi mahasiswa. Seluruh dokumen akan diverifikasi oleh panitia, dan hanya peserta yang lolos administrasi yang berhak mengikuti tahap kualifikasi.
Adapun mekanisme beasiswa bagi pelajar yang meraih juara 1, 2, dan 3, peserta wajib melengkapi data diri berupa nama lengkap, alamat, dan asal sekolah. Data tersebut kemudian diserahkan kepada panitia untuk diajukan secara resmi ke pihak Universitas Budi Luhur.
Di kesempatan yang sama, Jeremy Jonathan, S.Kom., M.Kom., menyampaikan bahwa target utama turnamen ini adalah menjaring siswa-siswa berprestasi sekaligus membangun hubungan yang harmonis antaruniversitas dan komunitas esport.
“Target kami sekitar 128 tim peserta, baik dari kalangan siswa maupun universitas. Turnamen liga ini akan dimulai pada Januari, dengan babak final atau playoff dijadwalkan pada 2 April 2026,” jelas Jeremy.
Ia juga menilai bahwa esport kini telah mendapat dukungan kuat dari pemerintah. Melalui PBESI, Kemenpora, dan berbagai kementerian terkait, esport semakin diakui sebagai cabang olahraga prestasi yang potensial.
“Atlet-atlet esport kita mayoritas berasal dari anak muda, bahkan sudah mulai serius berlatih sejak usia SMA, sekitar 17 tahun. Ini menunjukkan bahwa esport bukan sekadar permainan, tetapi bagian dari pembinaan olahraga dan pendidikan bagi generasi muda,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua BPH Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti, Julian Bongsoikrama, B.A., M.Sc, menilai turnamen ini memiliki nilai positif bagi perkembangan esport.
“Ajang seperti BLENC memberi ruang bagi anak muda untuk menyalurkan minat secara sehat sekaligus belajar berkompetisi dengan menjunjung sportivitas,” katanya.
BLENC sendiri diikuti oleh pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah, dengan sistem liga yang akan berlanjut hingga babak final pada 2026.
(Budi Beler)








