Program 1000 Ton Ubi untuk Palestina, Berdayakan Petani Indonesia 

oleh -
img 20240913 154509

Nasionalnews.id, Bekasi – Sebuah negeri yang kini berselimut duka, dirajam oleh kekerasan dan ketidakadilan. Bangsa Indonesia, yang pernah merasakan pahitnya penjajahan, yang telah mengecap getirnya perampasan kemerdekaan, kini terpanggil oleh sejarah untuk bangkit mengulurkan tangan, untuk menjadi suara bagi mereka yang suaranya dibungkam.

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 kita dengan lantang menyatakan:

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Demikian dipaparkan Presiden AFKN KH. MZ. Fadzlan Rabbany Garamatan Dalam acara ” Mukkayyam dan Hadis, di Pondok Pesantren Nuur Waar, Bekasi, Jum’at(13/09/2024).

Menurut KH. MZ. Fadzlan Rabbany Garamatan, Kata-kata ini bukan sekadar tinta di atas kertas. Ini adalah darah yang mengalir dalam pembuluh nadi kita. Ini adalah api yang menyala dalam sanubari kita. Ini adalah amanat suci dari pendiri bangsa, yang telah berkorban nyawa demi kemerdekaan yang kita nikmati bersama.

“Saat ini, di tanah Palestina, kita menyaksikan sebuah ironi sejarah. Di era ketika manusia telah menjelajahi angkasa dan menyelami kedalaman samudera, masih ada saudara-saudara kita yeng terkungkung, yang terampas hak dasarnya sebagai manusia. Mereka yang harus berjuang setiap hari hanya untuk bertahan hidup, untuk menghirup udara kebebasan yang seharusnya menjadi hak mereka sejak lahir, ” katanya.

*Program Pengiriman 1000 Ton Ubi*

Indonesia telah memulai langkah program pengiriman 10 ribu ton umbi-umbian ke Palestina. Dengan program bantuan 1000 ton Ubi akan berfaedah besar bagi para petani di seluruh Indonesia dan akan bermanfaat besar bagi rakyat Palestina.

“Ambil faedah yang besar dari infaq yang ada buat manfaat pada warga negara kita dan rakyat Palestina, jalan terbaik ya dengan menanam ubi. Menanam ubi cukup dengan lahan 10 M2. Ubi adalah tanaman yang paling cepat panen hanya memerlukan waktu 3 bulan, kalau singkong bisa mencapai 6 bulan,” katanya.

Menurutnya Program 1000 Ton Umbi-umbian hanyalah awal. jika ini berhasil
akan membangun potensi pangan pedesaan Indonesia, Selain itu bermanfaat bagi rakyat palestina.

“Program 10 Ribu Ton Umbi-umbian hanyalah awal. Kita bisa melakukan lebih. Setiap doa yang kita panjatkan, setiap rupiah yang kita sumbangkan, setiap suara yang kita lantangkan untuk membela keadilan, adalah langkah menuju dunia yang lebih baik. Dunia di mana tidak ada lagi anak-anak yang harus tidur dengan perut kosong, di mana tidak-ada lagi ibu yang harus menangisi anaknya karena perang yang tak mereka mengerti,” ujarnya.

Ada manfaat ganda dari program 10.000 ton Ubi, yang pertama mengembangkan potensi pertanian di pedesaan, kemudian menjadi nilai tambah bagi saudara kita di Palestina.

“Pengiriman ubi adalah salah satu solusi, sebelumnya kita juga telah mengirimkan bantuan dalam bentuk daging qurban, sarden dll. Ubi setelah kita bersihkan akan kita kirimkan, bisa langsung dimakan. Dan ubi adalah aman, berkarbohidrat tinggi. ubi punya Nutrisari sangat tinggi, zat gulanya hampir tidak ada,” katanya.

“Insyaallah Awal Maret 2025 sudah bisa dilakukan pengiriman melalui pelabuhan Tanjung Priok agar mereka pas ramadhan bisa menikmatinya.Ini bukan program Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN),tapi program seluruh rakyat Indonesia,” katanya.

Saat ini lanjutnya, sedang dilakukan proses penanaman di seputar Kuningan, Cirebon Jawa Barat. Dalam waktu tiga bulan ubi akan panen. Dan akan dikirimkan melalui pelabuhan Tanjung Priok dengan memakan waktu 11 hingga 12 hari.

Dengan adanya program bantuan pangan ini, jelas KH. Fadzlan Garamatan, membuat para petani desa yang tergabung dalam Relawan Pangan Indonesia-Palestiana ini, dapat bertahan hidup di tengah kesulitan yang dirasakan belakangan ini. Seperti yang telah dilakukan Petani Relawan Pangan di Desa Cintabodas, Tasikmalaya, Jawa Barat, yang sudah bekerja secara simultan dalam membuka lahan pertanian seluas 50 Hektar untuk penanaman Ubi Jalar secara massal.

“Dari target pertama pengiriman Ubi sebanyak 1.000 Ton, jumlah petani yang terlibat sekitar 100 Petani Relawan Pangan. Dan akan kita kembangkan menjadi 300 Petani,” jelasnya. Hal tersebut harus dilakukan, tambahnya, untuk mengejar target pengiriman tahap pertama yang akan dilakukan pada bulan Februari 2025, sebelum masuknya bulan suci Ramadhan 1446 H yang jatuh pada 1 Maret 2024.

Dengan demikian, Palestina berjuang, Indonesia bergerak bukan karena kita kuat, tapi karena kita peduli. Bukan karena kita sempurna, tapi karena kita memahami nilai kemanusiaan. Bukan karena kita ingin dipuji, tapi karena ini adalah amanat konstitusi kita, panggilan sejarah kita, dan tanggung jawab moral kita sebagai bagian dari umat manusia,” pungkasnya.

Sementara itu Presiden Global Moeslim Charity(GMC), Ahyudin menambahkan Program 1000 Ton Ubi adalah diplomasi luar biasa, karena selain dapat memberdayakan petani Indonesia juga bermanfaat besar bagi rakyat Palestina.

“Sebelumnya kita melakukan survei, apa yang mereka( rakyat Palestina) makan, Ternyata umbi-umbian mereka makan,” katanya.

Ahyudin berharap dalam proses pengiriman nanti semoga TNI bersedia meminjamkan kapalnya agar lebih memudahkan dan menekan biaya operasional.

“Sebagai bangsa yang paling terdepan dalam urusan bantuan kemanusiaan, Saya berharap TNI dapat membantu dengan meminjamkan Kapal perangnya untuk proses pengiriman bantuan ke Palestina, daripada kita sewa berapa biayanya,” tutup Ahyudin.

No More Posts Available.

No more pages to load.