NASIONALNEWS.ID JAKARTA- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus memperkuat sinergi dengan organisasi kepemudaan dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) muda yang tangguh dan berdaya saing menghadapi tantangan era Industri 5.0. Wujud nyata dari komitmen tersebut terlihat dalam Diskusi Publik bertema “Menyongsong Era Industri 5.0: Siapa yang Bertanggung Jawab Menyiapkan SDM Muda Indonesia”, yang digelar oleh Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Acara ini dihadiri lebih dari 200 peserta, terdiri dari mahasiswa, pelajar, aktivis pemuda, hingga masyarakat umum. Forum tersebut menjadi ruang strategis untuk mempertemukan pemerintah, DPRD, dan dunia industri dalam menyusun langkah konkret menyiapkan generasi muda Jakarta yang siap menghadapi disrupsi teknologi dan tantangan kemanusiaan di era digital.
Turut hadir Sekretaris Jenderal Pemuda Muhammadiyah Najih Prasetiyo, Ketua PWM DKI Jakarta Dr. Akhmad H. Abu Bakar, serta tiga narasumber utama: Arifin (perwakilan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta), Farah Savira (anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta), dan H. Kus Junianto, S.E. (Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional APKLINDO).
Ketua Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta, Zulfahmi Yasir Yunan, dalam sambutannya menegaskan bahwa tema yang diangkat bukan hanya refleksi, tetapi juga panggilan untuk bertindak nyata. Ia menekankan pentingnya peran kolaboratif antar sektor untuk menghadirkan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan.
“Tantangan generasi muda bukan lagi sekadar menguasai teknologi, tapi bagaimana menghadirkan kemanusiaan dalam kemajuan teknologi. Pemerintah, dunia industri, pendidikan, dan pemuda harus berkolaborasi. Tidak ada pihak yang bisa berjalan sendiri,” ujar Zulfahmi.
Lebih jauh, Zulfahmi menegaskan komitmen Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta untuk menjadi mitra strategis Pemprov DKI dalam mewujudkan visi Jakarta sebagai Kota Global yang mendunia.
Ia juga mengingatkan pentingnya memaknai ulang semangat Sumpah Pemuda dalam konteks modern.
“Jika dahulu perjuangan pemuda adalah melawan penjajahan fisik, maka kini tantangan kita adalah melawan disrupsi digital dan globalisasi. Jadilah pemuda yang kritis, kreatif, kolaboratif, dan kontributif. Bukan sekadar pengguna teknologi, tetapi pencipta solusi,” tambahnya. (Ibn/Adek S.)







