NASIONALNEWS.ID,PURWOKERTO–Rasa sakit yang nyata seperti nyeri dada, sesak napas, dan cepat Lelah meskipun semua hasil pemeriksaan medis (EKG, rontgen, lab) menunjukkan hasil normal, ternyata merupakan fenomena yang sangat umum. Psikolog Klinis, Dr. Irma Finurina Mustikawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog, menjelaskan bahwa kondisi ini kemungkinan besar adalah Somatic Symptom Disorder (SSD) atau Gangguan Gejala Somatik.
Kasus ini mencuat dari pertanyaan Ibu Dewi (38) di Purwokerto yang merasa yakin mengidap penyakit jantung yang belum terdeteksi, bahkan merasa takut tidur malam, padahal dokter menyatakan dirinya hanya mengalami stres.
“Apa yang Ibu rasakan sangat umum terjadi. Kemungkinan besar Ibu tidak mengalami penyakit jantung secara fisik, melainkan mengalami SSD,” ujar Dr. Irma.
Penyakit Nyata, Penyebab Psikologis
SSD, menurut pedoman DSM-5-TR (2022), termasuk gangguan psikosomatik. Ini adalah kondisi di mana individu terlalu cemas atau terobsesi terhadap sensasi fisik, meski tidak ditemukan kelainan medis.
“Artinya, sakit yang dirasakan benar-benar nyata, tetapi berasal dari sistem saraf dan pikiran, bukan dari organ tubuh yang rusak. Otak meyakinkan diri bahwa ini sakit jantung, padahal tubuh sebenarnya bereaksi terhadap stres, kecemasan, dan ketegangan otot,” jelasnya.
Ciri-Ciri Gangguan Gejala Somatik (SSD):
- Merasa sakit atau nyeri tanpa penyebab medis jelas.
- Hasil pemeriksaan medis selalu normal.
- Pikiran terus terfokus pada “penyakit” tertentu.
- Cemas berlebihan terhadap gejala tubuh sekecil apa pun.
- Sulit percaya pada hasil pemeriksaan dokter.
Bagaimana Kecemasan Menjadi Sakit Fisik?
Pemicu utama SSD sering kali adalah kecemasan kronis, trauma masa lalu (seperti melihat keluarga meninggal karena serangan jantung), kelelahan fisik, dan kurangnya manajemen stres. Tubuh merespons ketegangan ini dengan mengirim sinyal “bahaya” lewat sensasi nyeri.
Solusi dan Terapi yang Efektif
Dr. Irma menyarankan beberapa penanganan berbasis psikologis yang efektif, seperti:
- Terapi Kognitif Perilaku (CBT): Membantu klien mengenali dan mengubah pikiran otomatis negatif (misalnya, “saya pasti sakit jantung”) menjadi pikiran yang realistis, sekaligus melatih teknik relaksasi.
- Terapi Relaksasi & Mindfulness: Bertujuan menurunkan aktivitas sistem saraf simpatis yang memicu jantung berdebar dan sesak. Latihan sederhana seperti teknik napas dalam (4-7-8) sangat dianjurkan.
- Terapi Psikoedukasi: Memahami bahwa rasa sakit adalah reaksi tubuh terhadap stres, bukan “akal-akalan”.
Tips Praktis di Rumah untuk Meredakan Gejala:
- Berhenti mencari diagnosa baru di internet, karena ini dapat menambah kecemasan.
- Tidur cukup dan kurangi kafein.
- Jadwalkan waktu relaksasi harian (jalan pagi, musik lembut, meditasi).
- Percaya pada hasil medis—bahwa tubuh sehat, tetapi pikiran yang membutuhkan ketenangan.
“Tubuh dan pikiran kita terhubung erat. Saat pikiran gelisah, tubuh ikut berteriak lewat rasa sakit. Tenangkan pikiran, maka tubuh pun akan sembuh,” pungkas Dr. Irma, menyarankan pasien untuk segera konsultasi rutin dengan psikolog atau psikiater jika kecemasan makin parah atau aktivitas sehari-hari terganggu.
>>>> IMAM S