Nasionalnews.id, Jakarta – Dalam sebuah wawancara eksklusif yang dilangsungkan pada pukul 10:00 WIB, Letjen TNI Marinir (Purn) Suharto, sahabat lama dan kawan seperjuangan Presiden terpilih Jenderal TNI (Hor) Prabowo Subianto, memberikan pandangannya mengenai visi serta misi pemerintahan yang baru. Meskipun kesehatan beliau mulai menurun dan tidak terlalu aktif mengikuti pemilihan presiden 2024, Suharto tetap menunjukkan dukungan penuh terhadap Prabowo sebagai sahabat lama. Wawancara berlangsung di kediaman beliau di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Rabu (31/10/2024).
Letnan Jenderal TNI Marinir (Purn) Suharto, lahir pada 2 Desember 1947, adalah seorang tokoh militer terkemuka Indonesia dengan pengalaman luas dalam bidang pertahanan dan keamanan. Sebagai Komandan Korps Marinir ke-12, Suharto memainkan peran penting dalam pengembangan dan penguatan angkatan laut Indonesia, yang dikenal dengan profesionalisme dan dedikasinya terhadap tugas.
Suharto adalah putra seorang prajurit TNI Angkatan Darat berpangkat Pembantu Letnan Satu, yang terakhir menjabat sebagai Komandan Koramil di Padang Bulak Tanding, Sumatera Selatan. Pengaruh dari latar belakang keluarganya membentuk komitmennya untuk melayani bangsa. Ia menyelesaikan pendidikan di Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke XV pada tahun 1969. Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Staf & Komando Angkatan Darat (Seskoad) dan Sekolah Staf & Komando ABRI (Sesko ABRI) pada tahun 1992.
Suharto mengungkapkan bahwa bagian paling menggugah hati dari pidato Prabowo adalah penekanan pada kemandirian bangsa dalam bidang ekonomi & pertahanan.
“Beliau menunjukkan tekad yang kuat untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdiri di atas kaki sendiri,” ujar Soeharto.
Dalam wawancara tersebut, Suharto juga menyoroti visi Prabowo dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Fokus beliau pada pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja sangat relevan. Saya yakin Indonesia akan lebih maju & masyarakat akan merasakan perubahan nyata,” tambah Soeharto.
Mengenai komitmen Prabowo untuk memberantas korupsi dan menegakkan hukum, Suharto merasa optimis.
“Ini merupakan dasar penting bagi terciptanya pemerintahan yang bersih dan berwibawa,” katanya.
Suharto juga mengungkapkan rasa bangganya ketika mendengar janji Prabowo untuk memperkuat persatuan dan kebhinekaan.
“sebagai Prajurit Beliau mengedepankan kepentingan nasional di atas segala perbedaan,” ucapnya dengan penuh haru.
Beliau menekankan nilai cinta tanah air dan pengabdian yang disampaikan Prabowo dalam pidatonya.
“Ini menggambarkan seorang pemimpin patriotik yang tulus dan siap bekerja keras untuk masyarakat,” ungkap Suharto.
Ketika ditanya tentang dukungannya terhadap pemerintahan Prabowo, Suharto menjawab tegas,
“Sebagai seorang warga negara dan sahabat lama, Saya jelas akan mendukung beliau hingga terwujudnya cita-cita bersama saat kami mendirikan Gerindra”.
Senada dengan Prabowo, Suharto juga berharap agar pemerintahan baru ini dapat segera mengambil langkah-langkah konkrit untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup rakyat.
“Mari kita bersatu, bekerja sama, dan saling mendukung dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan nya,” pesan beliau kepada seluruh rakyat Indonesia.
Kedekatan ini terjalin melalui berbagai pengalaman mereka bersama di militer, di mana keduanya telah menunjukkan dedikasi & pengabdian yang luar biasa. Suharto, sebagai Komandan Korps Marinir (1996-1999) dan Prabowo, sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (1995-1998), saling menghormati dan memahami tantangan yang dihadapi bersama oleh angkatan bersenjata dalam menjaga stabilitas nasional.
Dalam konteks politik, Suharto dan Prabowo sering kali menekankan bahwa kesetiakawanan lebih mahal daripada sekadar kepentingan politik. Mereka percaya bahwa hubungan yang dibangun atas dasar kepercayaan, integritas dan komitmen untuk kebaikan bersama adalah fondasi yang kuat untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Kesetiakawanan ini mencerminkan keyakinan bahwa persahabatan sejati dan solidaritas antar sesama prajurit harus tetap dijaga, terlepas dari segala dinamika politik.
Kedua tokoh ini juga menunjukkan bahwa dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab, penting untuk tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok, tetapi juga mengutamakan kepentingan rakyat, bangsa dan negara.
Semoga dengan semangat ini, kedekatan mereka berfungsi sebagai contoh bagi generasi mendatang, bahwa kesetiakawanan dan loyalitas kepada negara harus menjadi prioritas utama dalam setiap langkah dan keputusan yang diambil.
Dengan ucapan Selamat Bertugas menjadi Presiden, Suharto menutup wawancara dengan penuh harapan untuk masa depan Indonesia di bawah kepemimpinan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto.
Sebagai sahabat lama tentunya mendukung Prabowo Subianto sebagai Presiden. Karena Persahabatan yang kuat dapat menjadi modal utama dalam menciptakan lingkungan yang positif dan produktif di pemerintahan.
Pewarta : Debora Grace