NASIONALNEWS.id,JAKARTA-Dr. Rahman Sabon Nama, Ketua Umum Partai Daulat Kerajaan Nusantara (PDKN) dan bergelar Wareng V Adipati Kapitan Lingga Ratuloli, menyampaikan kenangan pribadinya yang penuh makna untuk mendiang YDA PB XIII dari Keraton Surakarta Hadiningrat. Pernyataan ini ditujukan khusus untuk Kantor Berita ANTARA dan media nasional, menyoroti komitmen almarhum terhadap kesejahteraan bangsa serta penyesalan atas pertemuan yang tak kesampaian.
Menurut Dr. Rahman, beberapa waktu lalu, tak lama sebelum wafatnya, YDA PB XIII mengirim utusan ke kediamannya di Komplek Perumahan Sarana Indah Permai, Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Utusan tersebut menyampaikan permintaan agar Dr. Rahman segera datang ke Surakarta untuk bertemu, karena almarhum sedang sakit keras. Pembicaraan yang dimaksud mencakup isu krusial terkait masalah bangsa dan negara, termasuk upaya penyelamatan aset Dinasti Nusantara demi kesejahteraan rakyat.
Dr. Rahman menjanjikan kepada utusan dan langsung kepada YDA PB XIII bahwa ia akan datang ke Keraton Solo pada pertengahan November 2025. Namun, kehendak Tuhan lain; almarhum lebih dulu dipanggil Yang Maha Kuasa dan wafat dengan tenang. “Qadarullah, Allah berkehendak lain, sehingga keinginan dan janji saya untuk menemui beliau tak kesampaian,” tulis Dr. Rahman dalam pernyataannya.Ia menyatakan duka cita yang mendalam atas kepergian YDA PB XIII, yang meninggalkan legacy berharga berupa kebaikan, kebijaksanaan, serta komitmen kuat terhadap kesejahteraan dan kesentosaan rakyat, bangsa, serta negara.
“Segala kebaikan beliau sungguh menjadi warisan bagi saya,” ujarnya.Dalam ucapan duka, Dr. Rahman mewakili masyarakat Solor Watan Lema dari eks Kerajaan Sunda Kecil/Kerajaan Adonara di NTT, beserta para raja dan sultan Nusantara yang tergabung dalam PDKN. Mereka berdoa agar Allah SWT mengampuni dosa almarhum, merahmati, dan memberikan pahala kebajikan berupa surga (Jannah). Doa serupa juga dipanjatkan untuk ketabahan dan ketawadhu bagi seluruh keluarga besar Keraton Surakarta Hadiningrat serta masyarakat Surakarta.
Pernyataan ditutup dengan doa Islam: “Allahummagfirlahu Warhamahu Wa’afihi Wa’fianhu. Al-Fatihah!” Dr. Rahman menekankan bahwa kepergian YDA PB XIII bukan hanya kehilangan pribadi, melainkan juga hilangnya sosok visioner yang berdedikasi untuk kemajuan Nusantara.
Pernyataan ini dirilis dari Jakarta pada 3 November 2025, sebagai bentuk penghormatan terakhir terhadap kontribusi almarhum dalam menjaga warisan budaya dan kebangsaan Indonesia.
Penulis RIDAR

											




