Semmi Minta Mobil Dumtruk Tonase Berat Taati Jam Operasional

oleh -
compress 20241028 195003 3623
Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) saat menggelar aksi damai di Jalan Raya Salembaran, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.foto igor

Nasionalnews.id.Tangerang- Maraknya korban kecelakaan lalu lintas mobil dumtruk tonase berat pengangkut tanah hingga meninggal dunia, akhir-akhir ini dibeberapa wilayah di Kabupaten Tangerang saat siang hari.

Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) meminta pengusaha mobil dumtruk tonase berat mentaati Peraturan Bupati Tangerang untuk tidak melintas siang hari.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris SEMMI Cabang Tangerang, Aditya Nugraha saat menggelar aksi damai bersama organisasi kepemudaan dan warga di Jalan Raya Salembaran Kosambi, Senin (28/10/2024) siang.

“Aksi ini kami adakan atas dasar beberapa kejadian fatal, yang sering dilihat di jalan akibat ulah mobil dumtruk pengangkut tanah,” ucap Aditya di lokasi aksi.

Selain itu kata Aditya, aksi diadakan untuk mendesak para pemangku kebijakan yang sampai saat ini masih terkesan menutup mata, adanya mobil dumtruk pengangkut tanah yang melanggar jam operasional.

“Kami juga desak para pejabat yang tidak bisa menegakkan Perbup nomor 12 tahun 2022, tentang jam operasional mobil tonase berat, di Kabupaten Tangerang,” ujarnya.

Menurut Aditya, banyaknya mobil dumtruk tonase berat yang melanggar jam operasional melintas di siang hari, mengakibatkan pengendara sepeda motor atau pejalan kaki yang terlindas dan terbentur mobil dumtruk tersebut.

“Dari pagi hari kami lihat sampai sore, mobil dumtruk tonase berat terus beroperasi, sehingga memakan korban di daerah Kosambi, Pakuhaji dan daerah lainnya,” tutur Aditya.

Aditya berjanji, akan mengadakan aksi damai lanjutan dengan mengerahkan mass lebih banyak, dan terus mendesak pihak-pihak yang berwenang untuk menetapkan perbup beserta sanksinya.

“Kami akan terus turun aksi dan mengawal, kamu menuntut Pemkab Tangerang untuk segera terapkan perbup dan sanksinya, untuk memberi efek jera bagi pengusaha mobil dumtruk tonase berat,” tegasnya.

Di lokasi yang sama, Perwakilan Perempuan Melawan, Ipin Herlinda mengaku, pernah jadi korban mobil dumtruk tonase berat, yang mengakibatkan dirinya mengalami luka berat dibagian tubuhnya.

“Tiga bulan yang lalu saya jadi korban dumtruk tonase berat kaki saya patah, makanya saya tahu betapa menderitanya alami kecelakaan,” ungkapnya.

Ipin meminta, kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk memasang lampu penerangan disepanjang ruas jalan, agar terlihat kendaraan yang sedang melakukan aktivitas di malam hari.

“Saya minta para pejabat untuk memberi lampu penerangan di sepanjang jalan Kabupaten Tangerang, karena miris sekali tidak ada lampun penerangan ketika melintas di malam hari,” paparnya.(ig)

No More Posts Available.

No more pages to load.