NASIONALNEWS.id,YOGYAKARTA–Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menduduki peringkat Kebutuhan Hidup Layak (KHL) tertinggi kedua nasional setelah DKI Jakarta, dengan nilai Rp4,604 juta berdasarkan data provinsi 2025. Demikian disampaikan Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo saat jumpa pers di Ruang Yudhistira Balai Kota, Rabu (23/12/2025).
“DIY tertinggi kedua setelah DKI dari hasil KHL 2025,” tegas Hasto sambil membandingkan data: DKI Jakarta Rp5,898 juta, Banten Rp4,295 juta, Jawa Barat Rp4,122 juta, Jawa Tengah Rp3,512 juta, dan Jawa Timur Rp3,575 juta. Tingginya KHL ini menuntut minimal 1,4 orang bekerja per keluarga (rata-rata 3 anggota) untuk capai standar layak, di mana penghasilan Rp2,8 juta masih kekurangan Rp1,4 juta.
Hasto khawatir KHL jadi ambang batas kemiskinan dan mendesak kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) agar mencukupi biaya hidup. Meski tanpa industri besar seperti Jawa Tengah atau Barat, ia optimis dengan pertumbuhan ekonomi DIY 5,2% dan Kota Yogyakarta 5,09%.
Kepala Dinsosnakertrans Maryustion Tonang menjelaskan, KHL kini terintegrasi dalam rumus UMK/UMP via PP No. 49/2025 tentang Pengupahan: inflasi provinsi + pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota + indeks Alfa. “Harapannya, Alfa ini mencerminkan KHL agar kontribusi pekerja proporsional dengan ekonomi,” ujarnya.
(M Ridar)





