NASIONALNEWS.ID TANGERANG – SDN Perumahan Bumi Kelapa Dua menjualbelikan buku Latihan Kerja Siswa (LKS) lantaran tak dapat dana APBD Kabupaten Tangerang. Kepala sekolah (Kepsek) mengaku selama 2 tahun tak pernah mendapatkan Dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) Pemda Tangerang.
Kepsek SDN PB Kelapa Dua, Larto menyatakan, bahwa sekolah yang dipimpinnya tidak mendapatkan dana pendamping atau Bosda dari APBD Kabupaten Tangerang sebagai, karena itulah pihak sekolah tidak mampu membiayai LKS sebagai buku pendamping.
“Dana Bosda untuk sementara ini engga ada, ada juga tahun 2021,” jelas Larto kepada NasionalNews.id di kantornya, Kamis (16/2/2023).
Larto mengungkapkan, tidak adanya dana Bosda untuk membeli LKS dan mengarahkan langsung ke tukang buku yang datang ke sekolah.
“Tidak ada anggaran Bosda untuk membeli LKS, kalau orang tua butuh yah silahkan berhubungan dengan tukang buku,” tuturnya.
Bagi orang tua yang membutuhkan LKS sebagai buku pendamping untuk anaknya, saran Larto, silahkan membeli buku dan tidak ada paksaan.
“Yang jelaskan pada intinya LKS kan kita ngga jualan, yang butuh orang tua dengan orang tua, karena dibutuhkan, ya silahkan untuk belajar buku pendamping, itupun ga maksa,” ungkapnya.
Larto menyarankan, orang tua murid membutuhkan buku LKS untuk anaknya silahkan membeli dengan penerbit di Sekolah.
“Dasar pendistribusian buku hasil dari kesepakatan orang tua dengan penerbit, kalau maunya dari awal orang tua pada butuh, kalau mau beli ga apa-apa, yang jelas sekolah ga jualan, yang jelas ga ada jual di sekolah tapi membeli dengan penerbit,” kilahnya.
Jumlah murid di SDN PB Kelapa Dua sebanyak 480 siswa, lanjut Larto, sekolah tidak mengkondisikan untuk beli buku tersebut.
Terkait penjualan buku LKS sebesar Rp 150 ribu tanpa kwitansi, Larto menegaskan, bahwa itu bukan urusan sekolah tapi si penjual buku.
“Ya minta ke tukang bukunya bukan dari sekolah,” tutupnya.
Sebelumnya, seorang ibu wali murid yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan, bahwa sekolah menjual buku LKS sebesar Rp 150 ribu dan dirinya membeli di sekolah untuk anaknya yang duduk di kelas tiga SD.
“Benar saya membeli buku LKS harganya 150 ribu per semester sebanyak 10 buku,” jelasnya.
Menurutnya, saat pandemi Covid-19 buku LKS tidak bayar alias gratis saat anaknya masih kelas satu SD, tetapi tahun kemarin sekolah menjual satu paket sejumlah 10 buku LKS sebesar Rp 135 ribu dan sekarang harganya naik.
“Dulu buku LKS gratis, mulai membeli tahun kemarin 135 ribu sama satu paket isinya 10 buku LKS dan sekarang naik 150 ribu,” pungkasnya. (Dedi/Zikri)