Ketua PKMY: Toko Kelontong Madura Mudahkan Warga Jogjakarta Berbelanja

oleh -
oleh
ketua PKMY Adi subur cahyono

NASIONALNEWS.ID YOGYAKARTA -Merebak usaha niaga toko kelontong warga etnis Madura memudahkan warga Jogjakarta untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Paguyuban Kelontong Madura Yogyakarta (PKMY) mencatat ada 8.000 toko Madura yang tersebar diwilayah kota Jogjakarta dan empat kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ketua PKMY, Subur Adi Cahyono mengatakan, bahwa dalam menjalankan usahanya, toko Madura buka selama 24 jam non stop dan jarak antara toko kelontong yang satu dengan toko kelontong anggota diwajibkan 300 meter.

“Dua dasar itulah yang merupakan dasar yang kami terapkan pada semua anggota pemilik usaha toko kelontong dan sampai sejauh ini mereka disiplin dan taat menjalankan dasar berusaha di Jogjakarta ini,” kata Subur Adi Cahyono Ketua Paguyuban Kelontong Madura Yogyakarta (PKMY).

Menurutnya, yang jauh lebih penting lagi Pemerintah Daerah istimewa Yogyakarta memberikan dukungan penuh dengan penerapan Bayar Tunai, yang mengharuskan semua toko kelontong anggota PKMY menempelkan stiker guna menghindari pemaksaan atau tindakan tidak membayar untuk menghindari kesalah pahaman antar penjual dan pembeli terkait peristiwa yang menimpa salah satu toko kelontong di Babarsari beberapa waktu lalu sampai terbitnya surat tantangan carok yang beredar dimedia sosial yang membuat Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X ikut turun tangan mengatasi dengan warga suku Madura yang tergabung dalam Keluarga Madura Yogyakarta (KMY).

“Pemerintah Daerah istimewa Yogyakarta memberikan dukungan penuh dengan penerapan Bayar Tunai, yang mengharuskan semua toko kelontong anggota PKMY menempelkan stiker guna menghindari pemaksaan atau tindakan tidak membayar untuk menghindari kesalah pahaman antar penjual dan pembeli,” pungkasnya.

Salah seorang Penasehat PKMY, Prio Ady menuturkan, bahwa keberadaan toko kelontong warga suku Madura yang bertebaran di pelosok dan gang-gang di Jogjakarta.

“Toko Madura memang sangat dibutuhkan terutama mahasiswa yang doyan belajar malam hari. Dulu, retail waralaba minimarket yang jadi jujugan karena mereka buka 24 jam” kata Prio Ady

Prio menjelaskan, sejak terbentuk tiga bulan yang lalu toko kelontong Madura di Jogjakarta tercatat beranggotakan empat ratusan, Itu masih satu bidang usaha belum termasuk berbagai usaha yang lain yang diusahakan warga Madura yang terhimpun dalam Keluarga Madura Yogyakarta (KMY) dibawah ketua Bapak Jugil Hadiningrat dengan dibantu pengurus lainnya,” jelasnya.

“Tidak seperti toko kelontong lainnya, lewat KMY niagawan-niagawan yang mayoritas berasal dari Sumenep dan beberapa pulau kecil Kangean dan Sapudi termasuk dari kota Banyuwangi itu diajak untuk membuka bisnis yang profesional, serta tanggap terhadap peluang yang ada,” papar Prio Ady.

Kekuatan utama perkembangan toko kelontong Madura di Jogjakarta dan di banyak kota lain, jelas Prio, terletak pada jejaring etnis yang membentuk sistem kekerabatan antar perantau asal Madura.

“Satu pemilik toko kelontong Madura dapat menerima omset Rp 2 juta. Jika lokasi cukup ramai, omset toko kelontong Madura bisa mencapai Rp 15 juta per harinya,” imbuhnya.

toko kelontong madura
Toko Kelontong Madura

Prio Ady menambahkan, sangat mudah bagi masyarakat menandai toko kelontong milik orang Madura.

“Biasanya kita menemukan sebuah mesin pengisian BBM yang kerap disebut pom mini yang dipajang didepan toko kelontong madura dengan kelap kelip lampu warna-warni,” tandasnya. (Ridar)

No More Posts Available.

No more pages to load.