NASIONALNEWS.ID, JAKARTA – Naiknya harga kedelai, membuat pengerajin tahu dan tempe yang berada di Komplek Kopti, Kelurahan Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat mengurangi produksi.
“Menurut saya, itu bukan kenaikan harga, melainkan ganti harga, jadi masyarakat juga harus tau, kalau harga tahu dan tempe ada kenaikan, karena untuk penyesuaian harga kedelai yang sudah diatas Rp 12.000,” kata Handoko saat dikonfirmasi nasionalnews.id di rumahnya, Rabu (9/3/2022).
Handoko juga mengatakan, terakit mahalnya harga kedelai, para pengerajin tahu dan tempe terpaksa harus mengurangi produksinya 20-30 %.
“Dengan kenaikan harga kedelai, saat ini, untuk produksi kita kurangi, yang penting bisa menyambung hidup. Karena harga kedelai sendiri masih terus berubah-ubah,” tuturnya.
Sebelumnya, demonstrasi mogok produksi yang dilakukan anggota Primkopti menuntut pemerintah agar menstabilkan harga kedelai, Handoko meminta pemerintah untuk merealisasikan subsidi kedelai secepatnya.
“Kalau pemerintah kelamaan menyikapi persoalan tersebut, maka banyak pengerajin tahu dan tempe akan gulung tikar,” tutupnya.
(Budi Beler)