NASIONALNEWS.ID, Kabupaten Tangerang — Dalam rangka memperkuat fondasi keamanan pangan nasional dan mencetak sumber daya manusia unggul di sektor pengolahan makanan siap saji, PT. Anugrah Zainab Abadi bekerja sama dengan Yayasan Solusi Bangun Bangsa (YSBB) menyelenggarakan pelatihan bertajuk “Peningkatan Kapasitas Penjamah Pangan Menuju Dapur Sehat dan Higienis”, Sabtu (11/10/2025). Kegiatan ini dipusatkan di Dapur Sehat MBG (Makan Bergizi Gratis), Kampung Pekong, Desa Saga, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang.
Program pelatihan ini merupakan bagian dari strategi sistematis untuk memperkuat kesadaran, keterampilan, dan kepatuhan terhadap standar keamanan pangan berbasis regulasi nasional dan praktik higienis internasional.
Pelatihan terbagi dalam dua kelas intensif—Kelas 2C difasilitasi oleh Ibu Wiwin, fasilitator nasional bidang keamanan pangan, serta Kelas 2D yang dibimbing oleh Ibu Esti Dwi Gandini, S.Psi., trainer profesional bersertifikasi nasional. Inisiasi kegiatan ini dipimpin oleh Ibu Zainab Ibrahim, Direktur Utama PT. Anugrah Zainab Abadi, bersama H. Murhaedi, S.Pd., M.Pd., tokoh pendidikan dan praktisi ketenagakerjaan dari CV. Anugrah Jaya Abadi.
Materi pelatihan dirancang secara komprehensif, mencakup:
•Pemahaman UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan regulasi BPOM terkait pangan siap saji.
•Prinsip dasar sanitasi dan higiene pangan.
•Proses standarisasi dapur sesuai Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
•Penerapan Standar Buku Mutu Kesehatan Lingkungan (SBMKL).
•Praktik manajemen bahan baku dan peralatan dapur secara higienis dan efisien.
Lebih dari sekadar transfer pengetahuan, pelatihan ini bertujuan membentuk karakter pekerja pangan yang profesional, tersertifikasi, dan sadar peran dalam membangun ketahanan pangan nasional.
Dalam sambutannya, Ibu Zainab Ibrahim menegaskan bahwa keberadaan dapur sehat bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan esensial dalam membangun ekosistem pangan berkelanjutan.
“Keamanan pangan adalah pilar utama kesejahteraan masyarakat. Dapur bukan hanya ruang memasak, tetapi pusat produksi nutrisi. Melalui pelatihan ini, kami berkomitmen membentuk budaya kerja yang higienis, sistematis, dan berorientasi mutu,” ujarnya.
Senada, H. Murhaedi menyampaikan pentingnya peningkatan kompetensi sebagai pondasi manajemen risiko dalam industri pangan.
“Kami pastikan setiap pekerja pangan dibekali pemahaman yang utuh sebelum terjun ke lapangan. Ini untuk menjamin konsistensi kualitas dan menghindari potensi kontaminasi,” tegasnya.
Ketua YSBB, Ibu Dian Helga, menggarisbawahi bahwa pelatihan ini adalah bagian dari gerakan kolektif dalam memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pangan yang aman dan bermutu.
“Kolaborasi ini adalah langkah strategis lintas sektor. Kita sedang membangun model ketahanan pangan komunitas—berbasis edukasi dan penguatan SDM,” jelasnya.
Ibu Wiwin menambahkan bahwa pelatihan ini adalah pintu masuk menuju proses sertifikasi nasional sebagai bentuk pengakuan legal terhadap kompetensi peserta.
“Sertifikasi bukan sekadar formalitas, melainkan jaminan kapasitas individu dalam mengelola pangan sesuai standar nasional,” tandasnya.
Sementara itu, Ibu Esti Dwi Gandini menyampaikan bahwa program ini telah terintegrasi dengan sistem digital Propenas yang memungkinkan pengukuran kompetensi secara daring.
“Peserta mengikuti pre-test melalui Propenas. Ini adalah bentuk modernisasi pelatihan—lebih transparan, terukur, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Kepala BBPVP Serang-Banten, Ady Nugroho, M.Sc., Ak., yang hadir secara daring, menyatakan bahwa pelatihan ini selaras dengan agenda nasional Bulan Vokasi sebagai penguatan daya saing tenaga kerja sektor pangan.
“Ketahanan pangan tidak berhenti pada ketersediaan, tapi juga keamanan dan mutu. Investasi dalam SDM adalah investasi strategis jangka panjang,” tegasnya.
Program pelatihan BBPVP dalam Bulan Vokasi Nasional juga mencakup:
•Pelatihan pengurus koperasi KDKMP.
•Sertifikasi BNSP penjamah pangan.
•Pelatihan dasar forklift dan mindset produktif.
•Penguatan dapur komunitas SPPG sebagai simpul pangan lokal.
Dalam pernyataannya, Komisaris PT. Anugrah Zainab Abadi, R. Dwi Arza, menekankan pentingnya pemahaman visual dan praktik langsung dalam pelatihan ini.
“Kami menggunakan infokus dan proyektor untuk menyampaikan visualisasi proses dapur higienis. Ini penting agar peserta memahami tidak hanya teori, tetapi juga alur kerja riil,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pelatihan ini sekaligus menjadi wujud kepatuhan terhadap regulasi negara yang mewajibkan pelaku usaha pangan memiliki tenaga kerja tersertifikasi.
Diharapkan, para peserta pelatihan mampu menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing—mewujudkan dapur yang sehat, aman, dan berstandar nasional. Ke depan, mereka diharapkan tidak hanya bekerja secara profesional, tetapi juga berperan aktif sebagai pelopor ekosistem pangan yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing global.
Editor: S.Eman/Daenk