NASIONALNEWS.id, ACEH – Wakil Ketua Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DPW Partai NasDem Aceh, Fevi Desy Noliza, menyoroti berbagai tantangan serius yang masih menghambat perkembangan sektor pariwisata di Aceh. Mulai dari persepsi negatif wisatawan hingga kurangnya infrastruktur dan kolaborasi lintas sektor, menjadi pekerjaan rumah besar yang harus segera diatasi secara menyeluruh dan kolaboratif.
Menurut Fevi, persepsi negatif terhadap Aceh, yang masih dikaitkan dengan masa konflik, penerapan Syariat Islam yang ketat, serta isu keamanan, menjadi salah satu faktor utama yang menghalangi minat wisatawan asing untuk berkunjung.
“Citra Aceh di mata dunia perlu diperbaiki. Kita harus tunjukkan bahwa Aceh adalah destinasi yang aman, menarik, dan terbuka, tanpa harus kehilangan jati diri sebagai daerah bersyariat,” ujar Fevi, Senin (26/5/2025).
Ia juga menyoroti keterbatasan infrastruktur yang masih banyak ditemukan di destinasi wisata unggulan, termasuk akses jalan, fasilitas transportasi, dan akomodasi yang belum memadai. Hal ini, menurutnya, berdampak langsung pada kenyamanan dan kepuasan pengunjung.
Di sisi lain, kurangnya promosi internasional juga menjadi faktor penghambat. Fevi menilai, upaya memperkenalkan Aceh di kancah global masih lemah dan tidak terkoordinasi dengan baik.
“Promosi itu penting, tapi tidak cukup jika tidak dibarengi dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Semua harus duduk bersama membangun visi yang sama,” ujarnya.
Fevi juga menekankan pentingnya pemahaman yang benar terkait Syariat Islam dan konsep wisata halal. Ia menilai masih ada kesalahpahaman, khususnya dari wisatawan non-muslim, yang menganggap aturan di Aceh akan membatasi aktivitas wisata mereka.
“Wisata halal tidak harus eksklusif untuk Muslim saja. Kita bisa kembangkan konsep yang inklusif dan ramah untuk semua, selama tetap menghormati nilai-nilai lokal,” jelasnya.
Salah satu solusi strategis yang diusulkan Fevi adalah peningkatan kualitas SDM pariwisata melalui pelatihan intensif dan sertifikasi profesi, agar pelaku industri mampu memberikan layanan yang profesional dan kompetitif.
Lebih lanjut, ia juga mendorong inovasi produk wisata seperti wisata kuliner, olahraga, dan wisata berbasis komunitas, yang dapat memberi pengalaman otentik kepada wisatawan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
“Kalau semua pihak bersinergi dan mau keluar dari zona nyaman, saya yakin Aceh bisa menjadi destinasi wisata unggulan di Asia Tenggara,” pungkas Fevi Desy Noliza.