NASIONALNEWS.ID TANGERANG SELATAN – Warga Tangerang Selatan (Tangsel) mengeluhkan bau menyengat sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel menjelaskan dampak bahaya pencemaran udara bagi kesehatan.
Warga Serpong, Haya mengaku sangat terganggu dengan bau sampah yang menyengat polusi udara dari TPA Cipeucang Tangsel, meski sudah menggunakan masker tapi bau tersebut masih tetap tercium.
“Bau banget sampai nyesek, orang sini mah udah biasa kali, apa ga bikin penyakit kalau tiap hari,” kata Haya kepada Nasionalnews.id saat di wawancarai di pinggiran Pasar Serpong, Kamis (2/3/2023).
Ia berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel lebih serius menangani persoalan bau menyengat dari sampah TPA Cipeucang sampai radius yang cukup luas.
“Saya berharap pemerintah Kota Tangsel serius tangani bau sampah, orang baunya sampai ke Cisauk segala,” tutupnya.
Salah satu pegawai yang bekerja di OPD Kota Tangsel yang namanya tak mau disebutkan mengatakan, bahwa sampah dari TPA Cipeucang bau menyengat kerap terjadi saat hujan turun atau saat -saat tertentu.
“Biasanya kalau habis hujan, kadang engga hujan juga suka baunya kemana-mana,” singkatnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tangsel, Adhy Purnawan menjelaskan, tentang tiga sumber pencemaran udara berdampak bagi kesehatan.
“Pencemaran udara dipengaruhi oleh 3 faktor. Pertama fisik, sumber pencemaran fisik dipengaruhi oleh partikel debu, kelembaban, suhu dan pencahayaan berpengaruh secara langsung pada sistem pernafasan atau ISPA,” terangnya kepada NasionalNews.id melalui pesan aplikasi WhatsApp.
Kedua Kimia, lanjut Adhy, sumber pencemaran kimia di pengaruhi oleh kadar Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Karbon Monoksida (CO), Timbal (Pb), Asbes, Formaldehida, Volatile organic compound (VOC) dan Environmental tobacco smoke (ETS).
“Dampak yang ditimbulkan bisa secara langsung dan juga menimbulkan dampak jangka Panjang atau ISPA dan penyakit degeneratif lainnya,” ungkapnya.
Ketiga Kontaminan Biologi, kata Adhy, sumber pencemaran udara secara biologi dapat sumber dari jamur, bakteri patogen, parasit dan Virus.
“Dampak yang ditimbulkan dapat mengakibatkan penyakit yang menular melalui media udara seperti penyakit TBC, Influenza,” imbuhnya.
Menurutnya, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sudah melakukan upaya pencegahan untuk menanggulangi bahaya pencemaran udara tersebut. Pertama, pengendalian pencemaran secara fisik dengan bekerja sama dengan perangkat daerah dalam menerapkan peraturan yang ada.
“Upaya dalam pengendalian pencemaran udara bersumber fisik dengan monitoring dan evaluasi sumber pencemar,” tuturnya.
Kedua, kata Adhy, pengendalian sumber pencemar secara kimia dengan penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), bekerja sama untuk pemeriksaan gas emisi secara berkala serta penanaman pohon.
“Ketiga, pengendalian sumber pencemar udara biologi dengan pemeriksaaan kualitas Mikrobiologi Udara. Dan keempat, memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan,” imbuhnya.
Namun, saat ditanya soal bau sampah menyengat dari TPA Cipecang masuk kategori mana dan apa yang sudah dilakukan Dinkes, Adhy Purnawan selaku Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tangsel belum menjawab sampai berita ini ditayangkan. (Yuyu)