Prediksi Cocomeo: Bilqis Prasista Calon Juara ALL England dan Juara Dunia

oleh -
img 20220514 092313
Bilqis Prasista pebulutangkis muda Indonesia. Foto diambil dari Google

NASIONALNEWS.ID, JAKARTA – Menurut Wartawan senior Erwiyantoro atau akrab disapa Mbah Coco, PBSI dan PB Djarum, diam-diam sedang menulis sejarahnya sendiri, untuk mengulang jejak Susi Susanti, juara All England 1990, 1991, 1993 dan 1994, dan juga saat Susi Juara Dunia WBF Tunggal Putri 1993, dan pendahulunya, Werawaty Wiharjo (1980). Namanya, Bilqis Prasista, panggilan akrabnya Sista, yang saat ini hanya punya peringkat dunia 333.

Pemain kelahiran di kota Magelang, 24 Mei 2003, yang kebetulan berkembar siam dengan Bilqis Pratista, yang sama-sama terjun di dunia tepok bulu angsa ini, menurut mBah Coco, memiliki bekal, bakat dan talenta, untuk merambah sebagai wanita fenomenal di tahun 2024 atau 2025 nanti.

Asalkan, semua perangkat kepelatihan dan fasilitas yang ada di PB Djarum mendukung Sista, sekaligus berproses mencetak “bionic woman” menjadi perkasa. Mengingat usisnya masih 18 tahun. Kelebihan dan kelemahan sudah segera bisa diantisipasi.

Menurut mbah Coco, ada bekal yang didapat Bilqis Prasista, terkesan benar-benar luar biasa. Karena, lahir dari Gen dan DNA bulutangkis. Joko Supriyanto, sebagai bapak, adalah pemegang gelar Juara Dunia WBF Tunggal Putra 1993. Ibunya, Zelin Resiana, berpasangan dengan Elysa Nathanael, adalah bagian dari starter beregu Uber Cup, saat diboyong ke Indonesia, dua kali 1994 (kalahkan Cina 3 – 2) dan 1996 (kalahkan Cina 4 – 1).

mBah Coco, jadi teringat saat berhobi meliput pelatnas bulutangkis, di GOR Kosambi, Jakarta Barat tahun 1989, 89 dan 1990. Saat itu, Tri Sutrisno, sebagai Ketua PBSI, membedah dua tim, di bagian putra. Yang senior diserahkan ke Rudi Hartono, dan yang muda-muda diserahkan ke Tong Sin Fu, pelatih kelahiran Lampung, yang sudah bermukim lama di Cina, untuk diberi mandate pegang “young guns” putra Indonesia.

Jika, sudah kemalaman “hunting’ bulutangkis di kawasan Duri Kosambi, mBah Coco, suka ketok pintu rumah Icuk Sugiarto, untuk minta minum sekaligus wawancara pendek. Kebetulan, rumah Icuk Sugiarto Juara Dunia Tunggal Putra 1983 itu, dekat dengan GOR Kosambi.

Saat itu, PBSI sedang menggodok “Generasi Emas”, yang diarsiteki Tong Sin Fu akhir 80-an, yang terdiri dari Alan Budi Kusuma, Ardy BW, Herman Susanto, Fung Permadi, Joko Supriyanto, Richard Mainaky dan Haryanto Arbi. Menurut versi mBah Coco, nyaris 100% mirip-mirip tipis, saat generasi emas pertama Indonesia yang dijuluki “Magnificent Seven” yang terdiri dari Rudi Hartono, Liem Swie King, Iie Sumirat, Christian Hadinata, Ade Chandra, Tjun Tjun, Djohan Wahyudi.

Daripada ngelantur ngomongi bapak dan ibunya. mBah Coco ingiin berbincang ngrumpi ke sosok Bilqis Prasista, yang diprediksi mBah Coco, akan dengan sangat mudah, menjadi jawara All England, event paling tua di bulutangkis, dan Juara Tunggal Putri di dua atau tiga, atau minimal tiga tahun ke depan.

Mengapa?

mBah Coco, tidak ingin mengupas dan menganalisi, pertandingan yang dimenangin Sista, di fase grup Uber Cup, di Impact Arena, Bangkok, saat mengalahkan tunggal putri Perancis, Yaelle Hoyaux (17 – 21, 21 – 14 dan 21 – 18. Atau juga saat menang atas tunggal pertama Jerman, Florentine Schoffski (21 – 12, 12 – 21, dan 21 – 7). Bahkan, nggak perlu mengupas tuntas jungkalkan tunggal nomer satu duania asal Jepang, Akane Yamaguchi dengan straight set (21 – 19, 21 – 19).

Tadi malam, mBah Coco fokus hanya ingin nonton Bilqis Prasista, kalah rubber set atas pemain ranking nomer sembilan dunia, asal Cina, He Beng Jiao, saat berhadapan dalam babak persempat final Uber Cup, sebagai tunggal kedua, 21 – 19, 18 – 21, dan 7 – 21. Dalam posisi, Indonesia sudah tertinggal 0 – 2.

Ketika bermain dalam 22 menit, mampu menyelesaikan set pertama. Menurut mBah Coco, Sista memiliki banyak variasi pukulan yang unggul jauh atas He BJ. Smes backhand drive sangat mengejutkan. Pukulan berkedut pojok dan kiri dengan gaya menipu, sudah lebih dari lumayan. Reaksi Sista saat pengembalian shuttlecock, suka menipu lawan. Mirip, tipuan-tipuan Anthony Sinisuka Ginting, Taufik Hidayat dan Iie Sumirat.

Bahkan, jiki Sista dibekali, fitness, fisik dan jump smes, seperti yang bisa dilakukan para pemain tunggal atau ganda putra, atau juga dibekali untuk terlatih seperti Luis Pongoh (kebetulan pelatih PB Djarum), yang pernah dijuluki Si “Bola Karet”. Ditambah punya tekad, untuk konsisten menjaga mental bertanding, seperti saat merobohkan raksasa Jepang, Akane Yamaguchi. Kok rasa-rasanya, partai tersebut harusnya milik Bilqis Prasista. Sumpeh!

Ketenangan bermain, masih berubah-rubah, kesalahan sendiri dalam melakukan rely-rely jauh tidak konsisten. Pengambilan drop shot lawan, suka ragu-ragu. Padahal, kalau melihat kilas balik, bapaknya, Joko Supriyanto, saat menjadi kampium lebih dominan, selalu konsisten dan sabar melakukan rely-rely panjang lawannya. Selalu tenang dan sabar, bahkan terkesan optimis menghadapi siapa pun lawannya yang bringas atau pun yang lebih ulet dan jago segalanya.

Mumpung masih berumur 18 tahun, saran mBah Coco. PBSI atau pun PB Djarum, perlu memberi porsi latihan finess (yoga), angkat berat, agar Sista bisa lentur seperti Susi Susanti, dan bertenaga seperti Mia Audina.

Bahkan, jika ada pelatih fisik seperti jaman Tahir Djide, di tahun 70-an yang menghasilkan pemain sekaliber Rudi Hartono, Mulyadi, Hadiyanto, Liem Swie King, Edi Kurniawan, Icuk Sugiarto, mampu bertenaga “kuda”, sudah saatnya dipikirkan.

Satu lagi, yang jarang dipraktikan pemain-pemain putri bulutangkis Indonesia. Tidak banyak, pemain yang diajarkan untuk melompat setinggi mungkin, saat melakoni smes. Padahal, dari klub PB Djarum, pernah melahirkan maestro smes yang mengerikan di jamannya, pada diri Liem Swie King, Hastomo dan Haryanto Arbi.

Saatnya, Bilqis Prasista dicoba, berubah gaya dan penampilan, yang lebih macho !
Kalau perlu, kembarannya Bilqis Pratista, diajarkan untuk berpasangan ganda putri. Siapa tahu, menjadi pasangan kembar pertama di republik ini, sekaligus menulis sejarahnya sendiri.

Melihat potensi yang sudah dilakukan Bilqis “Sista” Prasista di Uber Cup 2022, prediksi mBah Coco, putri Joko-Zelin ini, tidak sulit meraih gelar bergengsi di All England dan Juara Dunia. Bijimane?

(Budi Beler)

No More Posts Available.

No more pages to load.