NASIONALNEWS.ID BOGOR – Focus Group Discussion (FGD) dan Komunitas Iklim Sungai Cikeas (KISUCI), menggelar diskusi tentang wawasan pengurangan resiko bencana, dengan mengusung tema: “Peran Islamic Social Finance dan Teknologi dalam Pengurangan Resiko Bencana” yang berlangsung di Padepokan Komunitas Iklim Sungai Cikeas (KISUCI), Rabu (6/4/2024)
Dalam diskusi tersebut dibahas antara lain peran Masjid sebagai pusat metigasi bencana. Selain jumlahnya yang banyak, Masjid juga mempunyai komunitas yang siap bergerak cepat. Disamping sebarannya merata, juga bahkan ada yang berlokasi di dareah bencana. Hanya saja selam ini peran Masjid dalam menanganai masalah kebencanaan belum optimal. Masih sebatas ‘Base Camp’ atau sebagai tempat penampungan pengungsi dan logistic, belum ada pengurangan resiko jika terjadi bencana disekitarnya.
Pemberi materi dalam diskusi tersebut antara lain Pakar Islamic Social Finance KH Wahfiudin Sakam, Pakar Lingkungan Hidup & Perubahan Iklim Dr. Hayu S Prabowo, Ketua LPBI NU M. Ali Yusuf dan Pakar Teknologi Pendidikan Irfana Steviano.
Menurut DR. Hayu Prabowo, peran masjid sebagai pusat mitigasi bencana sangat memungkinkan. Hanya saja Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola dan komunitas masjid belum memadai. Untuk itu perlu mendfapat pelatihan agar mampu bergerak cepat jika bencana terjadi di sekitarnya.
“Apalagi banyak masjid yang berada di sepanjang aliran sungai. Komunitas masjid itu, setidaknya, perlu memahami memitigasi bencana banjir,” tutur DR. Hayu yang juga Penggagas dan Pimpinan KISUCI.
Indonesia, menurut DR. Hayu, berada di daerah cincin api (ring of fire). Bencana alam gempa bumi, letusan gunung berapi dan tsunami sangat sering terjadi. Maka pengetahuan mengenai pengurangan resiko bencana itu sangat penting dipahami.
Sementara itu Pakar Islamic Social Finance KH Wahfiudin Sakam berpendapat rendahnya pengetahuan pengelola dan komunitas masjid dalam memitigasi bencana disebabkan banyak faktor. Diantaranya Sumber Daya Manusia (SDM)-nya yang lemah dan ketiadaan dana.
“Umumnya dana masjid yang mereka peroleh dari sumbangan umat habis untuk kebutuhan operasional dan renovasi. Mereka tidak mempunyai sumber lain dan takut menggunakan untuk kebutuhan lain,”tutur Wahpudin
“Padahal sebenarnya masjid mempunyai sumber dana lain yang cukup besar, yakni dari Zakat. Dana Zakat dapat digunakan untuk melatih komunitas masjid agar mampu berperan aktif dalam tanggap bencana,” tambahnya
Pihaknya, lanjut Wahfiudin, siap melatih komunitas-komunitas masjid untuk penangulangan kebencanaan.
Hal sama juga disampaikan Pakar Teknologi Pendidikan Irfana Steviano. Pihaknya dapat membantu pengelola dan komunitas masjid dalam penggalangan dana zakat dengan aplikasi canggih.
“Ke depan pengumpulan zakat, infaq dan sedekah tidak lagi manual. Tetapi dapat melalui gadget dengan aplikasi canggih namun pengoperasiannya sangat sederhana. Tidak perlu dengan hp yang canggih.” jelasnya.
Dengan aplikasi itu, lanjut Irfana, para Muzaki pun dapat memantau penyaluran dana zakat yang terkumpul . Pihaknya, siap membantu melatih komunitas masjid mengoperasikan aplikasi tersebut, sehingga perolehan zakat di masjidnya optimal.* (Rls-Adek)