Sofyan Ali, Promotor Konser Artis Musik Dunia dan Showbiz Berinsting Spektakuler

oleh -
img 20250612 wa0022
Foto: Sofyan Ali

NASIONALNEWS.id, JAKARTA – Perannya sangat menginspirasi di dunia bisnis pertunjukan (showbiz) dan konser artis musik dunia di Indonesia, Diantaranya menghadirkan Al Jarreau (1987), Tina Turner (1987), Miami Sound Machine (1988), Stevie Wonder (1988), Yngwie Malmsteen (1990), Julio Iglesias (1990 & 1991), Europe (1990), dan pertunjukan Power Rangers, Holiday On Ice (1989 & 1992), serta Buffalo Bill’s Wild West and Rough Riders (1988).

Dari ide pemikirannya banyak melahirkan konsep spektakuler, tentunya ia punya insting yang luar biasa. Hal ini Sofyan Ali sampaikan saat ditemui di Radio Bola Koaidi, kawasan Rawamangun Jakarta Timur, Rabu (11/6/2025).

“Alhamdulilah semua petualangan hidup saya di dunia industri hiburan, baik konser musik, dan pertunjukan selama ini berkat karunia Allah SWT. Kuncinya, konsep yang out of the box itu lahir dari sebuah keberanian dalam berpikir,” jelas lelaki yang pernah juga menjadi eksekutif produser album band rock Cynomadeus serta promotor konser 100 Kota Iwan Fals album Mata Dewa dan konser Kantata Takwa di Stadion Utama Senayan itu.

oplus 0
Sofyan Ali bersama Al Jarreau (foto DALAM)

Menurutnya, selain keberanian berpikir dalam melahirkan ide konsep, promotor itu juga harus penuh perhitungan, terutama dalam bekerja sama. Kalau jaman sekarang ini kita harus bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak.

Bahkan di Tahun 1989, ia orang pertama yang mempelopori penjualan kaset secara indie (tanpa melalui distribusi toko kaset) yang laku 80 ribu copy dalam sehari lewat konser Iwan Fals album Mata Dewa di Parkir Timur Senayan Jakarta.

Tak hanya itu, pemilik nama lengkap Haji Sofyan Ali, kelahiran Jakarta 27 Januari 1949, yang saat itu terkenal dengan mendirikan brand perusahaan AIRO (Arena Indonesia Productions) dan JEPS (Jakarta Entertainment Productions Syndicate) itu juga menjadi sosok dibalik layar dari sejumlah nama tokoh nasional yang ia bikinin konsep kegiatan spektakuler. Seperti konsep Takbir Akbar untuk Pak Harto Presiden RI, saat itu pukul beduk di malam takbiran Idul Fitri pada tahun 1997 dan 1998.

“Saat itu Pak Probosutedjo minta konsep pertunjukan akbar ke saya untuk Pak Harto. Lalu saya konsepin dan mengemasnya dengan nama Takbir Akbar, yaitu Pak Harto pukul beduk pas malam takbiran di Monas. Dan Alhamdulilah diselenggarakan dua kali berlangsung sukses. Takbir Akbar malam lebaran Idul Fitri di Monas tahun 1997 dan 1998,” terangnya.

oplus 0
Sofyan Ali bersama Stevie Wonder (foto DALAM)

Kemudian konsep merilis album kaset ‘Tidak Semua Laki-Laki’ untuk Basofi Sudirman yang saat itu maju menjadi Gubernur Jawa Timur. Karena masa itu memang tidak biasa seorang pejabat juga menjadi penyanyi yang populer. Saat itu album kaset tersebut juga “meledak” di pasaran dengan ratusan juta copy di tahun 1992.

Lalu Sofyan Ali juga mempelopori event kegiatan Ramadan Fair di kota Medan. Dimana konsep tersebut ia berikan untuk Afdillah Walikota Medan saat menjabat di masa itu tahun 2001.

Sofyan Ali juga pernah diberi mandat oleh Prabowo Subianto, masa itu saat menjabat Danjen Kopassus, untuk bikin perhelatan terbesar dan meriah pada HUT Kopassus di Batujajar Bandung dan Istora Senayan.

Selama Sofyan Ali berkecimpung di dunia showbiz, banyak peristiwa menarik. Salah satunya saat menggelar event pertunjukan internasional ‘Buffalo Bill’s Wild West and Rough Riders’ di Istora Senayan tahun 1998. Dimana ia harus mengangkut sekitar 200 ekor kuda yang diterbangkan dari Texas (America) ke Indonesia menggunakan maskapai penerbangan komersial Korea.

Pertunjukan yang berlangsung selama dua minggu itu sangat kolosal, dengan menyulap Istora Senayan menjadi area koboi. Selain binatang kuda tentunya juga mendatangkan para pemain, crew, dan perlengkapan senjata tembak-tembakan seperti film koboi.

“Dimasa itu, semua negara di dunia lagi tren film cerita koboi, nah mereka ini adalah para pemain pengganti (stunt-man) di setiap film koboi Hollywood. Otomatis pertunjukan kolosal ini ada kuda, ratusan pemain, dan senjata tembakan api khusus. Nah, sehabis pertunjukan setiap hari senjata itu harus disimpan di Polda Metro, dan esoknya dibawa kembali ke Istora Senayan sebelum pertunjukan untuk digunakan kembali. Begitulah setiap hari selama dua minggu,” paparnya.

Ada sensasi dan kepuasan secara bathin setiap Sofyan Ali menjalani profesinya itu. Bahkan tak melulu menghasilkan cuan setiap pertunjukan yang diselenggarakannya. Seperti kali pertama konser Julio Iglesias di ballroom Hotel Sahid Jakarta, seluruh keuntungan penghasilan dari tiket diserahkan untuk menghimpun dana YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) di Indonesia. Selanjutnya di konser Julio Iglesias di tahun berikutnya untuk penggalangan dana PMI (Palang Merah Indonesia).

“Saat itu pada konser Julio Iglesias tahun 1990 yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya, Mbak Titiek Prabowo mendatangi saya dan meminta untuk mendatangkan kembali Julio Iglesias di tahun berikutnya 1991 dalam penggalangan dana PMI (Palang Merah Indonesia). Masa itu ketua PMI-nya Mbak Tutut,” kenangnya.

Dalam waktu dekat ini, Sofyan Ali berencana kembali merilis event pertunjukan yang out of the box dan kolosal di Jakarta. Event ini untuk kota Jakarta, Indonesia dan dunia internasional. Master plan konsep yang berbasis budaya sejarah yang telah diraciknya selama bertahun-tahun bersama komunitas dari berbagai elemen seni di Indonesia. Nantinya akan berkesinambungan di semua propinsi di Indonesia.

Untuk bisnis dunia pertunjukan, Sofyan Ali juga menganut sistem kolaborasi dalam bekerjasama, terutama berlaku bijak dan “fair” dalam segala hal. Termasuk berbagi ilmu pengalamannya kepada generasi penerus dunia showbiz.

“Saat ini dalam bidang apapun kita harus bisa kolaborasi dan harus bisa menjaga reputasi kita untuk masa depan dalam menanamkan kepercayaan. Trust itu adalah investasi!. Makanya saya sangat terbuka dalam bekerja sama lintas generasi untuk menyukseskan setiap konsep pertunjukan,” ungkapnya.

Sedangkan untuk dunia musik, terutama bagi para musisi tanah air. Dari awal berkiprah, Sofyan Ali ingin mewujudkan Union Artist.

“Saya yakin jika Union Artis ini dibentuk dengan sistematis, dari musisi legend hingga musisi newcomer akan merasakan manfaatnya,” pungkas Sofyan Ali.

No More Posts Available.

No more pages to load.