NASIONALNEWS.ID TANGERANG – Menanggapi informasi yang beredar di masyarakat terkait dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh salah satu penjaga sekolah di SDN Sukamantri II, pihak sekolah menyampaikan klarifikasi sekaligus menegaskan bahwa tindakan tegas dan profesional telah diambil sejak awal kasus mencuat.
Kronologis kejadian menurut pengakuan korban, Kejadian terjadi dua kali. Pertama Korban diminta untuk datang malam hari ke sekolah sendirian. Kemudian terjadi persetubuhan pada malam itu. Setelah itu, pelaku memerintahkan korban untuk menghapus isi chat whatsappnya. Kejadian ke-2 juga terjadi pada malam hari, dengan modus yang sama. Ketika korban melaporkan, korban takut sekali karena ada ancaman Di-DO dari sekolah yang dilontarkan oleh pelaku.
Kepala SDN Sukamantri II menyatakan bahwa begitu laporan diterima, pihak sekolah langsung berkoordinasi dengan dinas terkait serta aparat penegak hukum guna memastikan proses penanganan berjalan secara transparan dan sesuai hukum yang berlaku.
“Kami sangat menyesalkan kejadian ini dan berkomitmen untuk memberikan perlindungan maksimal kepada seluruh peserta didik. Pihak sekolah tidak menoleransi segala bentuk kekerasan atau pelecehan, baik fisik maupun verbal,” ujar Kepala Sekolah Kamis, (17/4/2025)
Sebagai langkah preventif, penjaga sekolah yang bersangkutan telah dibebastugaskan dan diberhentikan untuk kepentingan pemeriksaan. Sekolah juga telah menyediakan layanan konseling bagi siswa dan bekerja sama dengan pihak berwenang dalam mendampingi korban maupun keluarga.
Pihak sekolah berharap kejadian serupa tidak terulang kembali. Dalam upaya pencegahan, guru olahraga SDN Sukamantri II, Novrian, menyampaikan imbauan kepada orang tua dan siswa.
“Kami berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Untuk langkah pencegahan, kami sebagai guru memohon kepada orang tua untuk selalu mendampingi anaknya dan tidak memperkenankan anak keluar pada malam hari. Kami juga di sekolah secara rutin melakukan tindakan preventif berupa penyuluhan dan arahan langsung bagi siswa-siswi kami,” ujar Novrian.
Kejadian pertama sebelum Ujian akhir semester ganjil, sekitar Desember awal. dan terjadi kedua kalinya Hari sebelum bulan Ramadan dimulai, tepatnya pada hari Kamis, (27/2/2025). 5 Maret korban baru laporan. Hari Jumatnya libur, Sabtu sudah masuk bulan puasa, dan anak baru berani melapor pada hari Kamis berikutnya, saat mulai masuk sekolah di bulan puasa,” tambahnya Novrian
Ia juga menambahkan pentingnya keberanian dan keterbukaan dari para siswa. “Kami mengimbau kepada seluruh siswa dan siswi untuk selalu berani melaporkan apapun yang terjadi kepada orang tua maupun guru. Jangan pernah merasa takut atau malu, karena kami semua di sini ada untuk melindungi kalian.”
Pihak sekolah juga meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, demi menjaga privasi dan psikologis anak-anak yang terdampak. Semua pihak diharapkan dapat mempercayakan penanganan kasus ini kepada instansi yang berwenang.
“Kami terbuka dan akan terus menginformasikan perkembangan yang relevan secara bertanggung jawab. Keselamatan dan kenyamanan siswa adalah prioritas utama kami,” tutup Komariah Kepala Sekolah.
SDN Sukamantri II berkomitmen menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah anak, dan bebas dari segala bentuk kekerasan. saat mulai masuk sekolah di bulan puasa,” tambahnya.
Ia juga menambahkan pentingnya keberanian dan keterbukaan dari para siswa. “Kami mengimbau kepada seluruh siswa dan siswi untuk selalu berani melaporkan apapun yang terjadi kepada orang tua maupun guru. Jangan pernah merasa takut atau malu, karena kami semua di sini ada untuk melindungi kalian.”
“Saya atas nama SN, orang tua dari RR, korban pelecehan seksual, menyampaikan bahwa saya sudah melaporkan kejadian ini ke pihak yang berwajib, yaitu ke Polres Tigaraksa pada hari Jumat, tanggal 14 Maret 2025. Namun sampai sekarang saya belum menerima informasi atau kejelasan lebih lanjut, baik dari pihak Kapolres. Karena itu, saya sebagai orang tua korban tidak menerima atas kejadian pelecehan seksual yang menimpa putri saya. Saya berharap ada keadilan dan tindakan nyata atas kejadian ini.”ujarnya SN saat di konfirmasi melalui Whatsapp Rabu, (16/4/2025).
Pihak sekolah juga meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, demi menjaga privasi dan psikologis anak-anak yang terdampak. Semua pihak diharapkan dapat mempercayakan penanganan kasus ini kepada instansi yang berwenang.
“Kami terbuka dan akan terus menginformasikan perkembangan yang relevan secara bertanggung jawab. Keselamatan dan kenyamanan siswa adalah prioritas utama kami,” tutup Komariah Kepala Sekolah.
SDN Sukamantri II berkomitmen menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah anak, dan bebas dari segala bentuk kekerasan.